Dirut TransJakarta Ingin Sistem Setoran Angkutan Umum Dihapus

Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Kamis, 10 Sep 2015 16:50 WIB
Menurut Direktur Utama TransJakarta Antonio Kosasih, layanan angkutan umum bisa ditata dengan baik jika sopir tak lagi memikirkan setoran.
Calon penumpang bersiap menaiki bus Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) di Terminal Senen, Jakarta, Jumat (26/6). (ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT TransJakarta Antonius Kosasih menilai tidak ada yang dirugikan dalam penerapan sistem pembayaran per kilometer dalam angkutan umum, termasuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pemprov memang mengeluarkan uang sebagai pengganti setoran untuk operator. Namun dengan sistem ini, pelayanan angkutan umum bisa tertata rapi.

"Itu menguntungkan dari segi mobilitas warga. Kalau mobilitas warga baik, tidak ada kemacetan, cost of building turun," kata Kosasih, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (10/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kosasih menjelaskan, layanan angkutan umum bisa diatur dengan baik jika para sopir tidak lagi memikirkan setoran. Dirinya mencontohkan transportasi di luar negeri yang telah menerapkan hal tersebut. (Baca juga: Restrukturisasi Trayek Angkutan, Kunci Angkutan Massal DKI)

"Pelayanan umum itu harusnya tidak tergantung penuh atau tidaknya penumpang. Tapi harus sesuai dengan jadwal yang diinginkan penumpang, itu bisa dicapai kalau tidak ada sistem setoran," ujarnya.

Dirinya pun mendukung penerapan sistem rupiah per kilometer bagi semua transportasi umum di Jakarta.

"Kalau semua transportasi di Jakarta bisa diatur dengan rupiah per kilometer. Pengusaha mendapat kepastian, semua pasti untung, termasuk sopir dan penumpang," katanya.

Dirinya pun optimistis sistem tersebut bisa mengurangi kendaraan pribadi beroperasi di Jakarta. Menurutnya, kendaraan pribadi hanya sebagai penanda status saja. Asalkan transportasi Jakarta telah terintegrasi dan pelayanannya baik maka warga akan memilih angkutan umum.

"Mau keluar rumah naik bus kopaja ke stasiun LRT. Setelah naik LRT, begitu turun langsung tersedia halte TransJakarta. Kalau sudah seperti itu, saya yakin orang jadi malas juga nyetir berjam-jam," kata Kosasih. (Baca juga: Ingin Beroperasi 24 Jam, Ahok Tambah Armada TransJakarta)

Sebelumnya, Kosasih menyatakan kopaja terintegrasi busway akan diluncurkan pada saat Sumpah Pemuda, 208 Oktober mendatang. Rencananya, sebagai langkah awal kopaja terintegrasi busway akan menggunakan 200 unit bus.

Kopaja tersebut nantinya sudah menggunakan sistem rupiah per kilometer sehingga para sopir tidak lagi menunggu penumpang. Mereka akan dibayar Pemprov DKI Jakarta berdasarkan jarak tempuh per hari. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER