Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Komisi Hukum DPR Didik Mukrianto menilai ada kemungkinan teror atas penembakan gelap yang terjadi di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kemarin siang.
"Bisa jadi merupakan efek dari pelaku yang salah sasaran atau teror terhadap ESDM," ujar Didik, Jumat (11/9).
Didik mendesak Kepolisian agar responsif atas penembakan gelap yang terjadi. Politikus Partai Demokrat ini mengingatkan setiap pelanggaran atau penyalahgunaan senjata api, apalagi teror adalah bentuk kejahatan yang tidak dapat ditolerir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa diutarakan Anggota Komisi Hukum Arsul Sani. Menurutnya, polisi perlu menyelidiki penembakan di Kementerian ESDM dengan tingkat keseriusan yang lebih tinggi.
"Harus diselidiki lebih serius karena menyangkut rasa aman masyarakat," ucap Arsul.
Arsul berpendapat ada banyak kemungkinan motif penembakan. Oleh sebab itu, politikus Partai Persatuan Pembangunan ini enggan untuk berspekulasi motif penembakan yang mengenai ruangan staf khusus menteri ESDM.
Sebelumnya, kaca di salah satu ruang lantai 4 Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM berlubang akibat penembakan gelap. Ruangan yang terkena peluru itu merupakan ruangan kerja Staf Khusus Menteri ESDM Sudirman Said.
Selain proyektil peluru, polisi juga menjadikan kamera CCTV dan pecahan kaca sebagai barang bukti yang diselidiki.
Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal Mabes Polr tengah menyelidiki proyektil tersebut. Sementara itu, Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia menempatkan sejumlah personel mereka di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (11/9), usai peristiwa penembakan di kantor itu kemarin.
(sip)