Penembakan Kantor ESDM: Mafia Migas sampai Orang Dalam

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Minggu, 13 Sep 2015 11:48 WIB
Kepolisian telah memeriksa enam saksi dan mengecek rekaman CCTV di kantor Kementerian ESDM yang jadi sasaran penembakan. Namun kesimpulan belum didapat.
Polisi saat melakukan olah tempat kejadian perkara usai penembakan di Kementerian ESDM. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya hingga kini, Minggu (13/9), masih mengumpulkan alat bukti untuk mengungkap siapa pelaku penembakan Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Pusat.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengatakan polisi masih menunggu hasil penyelidikan atas barang-barang bukti seperti proyektil dan pecahan kaca dari tempat kejadian perkara. Sementara ini pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan penelaahan rekaman CCTV juga belum menunjukkan hasil berarti.

Belum terungkapnya kasus ini membuat berbagai spekulasi merebak. Kepolisian menyatakan tak mau terpengaruh oleh dugaan-dugaan yang berkembang di masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dugaan silakan saja. Semua boleh menduga-duga, tapi kami belum bisa sampai ke tahap itu (membuat kesimpulan)," kata Iqbal kepada CNN Indonesia.

Salah satu dugaan yang berkembang disampaikan oleh pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar. Dosen yang pernah menjadi anggota Polri sejak 1971 hingga 2001 itu menduga ada keterlibatan mafia minyak dan gas di balik penembakan tersebut.

"Kemungkinan pertama, peristiwa itu dilatarbelakangi tindakan mafia migas terkait kebijakan pemerintah yang mempersempit pengelolaan sumber daya alam di Indonesia," ujar Bambang.

Kemungkinan kedua, pelaku bisa jadi menembak jendela kantor Staf Khusus Menteri Sudirman Said tanpa alasan berarti. "Mungkin saja hanya mencari atau mengalihkan perhatian,” kata Bambang.

Kemungkinan ketiga, ada dugaan penembakan dilakukan oleh orang dalam. Apalagi, kata Widyawan Prawiraatmadja, Staf Khusus Menteri ESDM yang ruangannya menjadi sasaran penembakan, Menteri Sudirman Said amat gencar melakukan pembenahan di institusinya.

"Jujur saya tidak tahu motivasinya. Menurut saya tujuannya bukan saya, tapi ada orang yang mau kirim 'pesan'. Mungkin dia tidak suka dengan pembenahan yang dilakukan Pak Sudirman Said," kata Widyawan.

Pembenahan di internal Kementerian ESDM terjadi beberapa bulan belakangan, mulai rotasi, promosi, hingga demosi terhadap para pejabatnya. Kementerian juga memangkas perizinan serta mengalihkan subsidi ke sektor yang dianggap lebih produktif.

Widyawan sendiri tercatat pernah bersaksi dalam kasus dugaan korupsi di SKK Migas yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Dia beberapa kali diperiksa pada 2013 dalam kasus yang menjerat Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri Artha Meris Simbolon dan bekas Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.

Saat menjadi saksi dalam sidang terdakwa Artha Meris, 13 Oktober 2014, Widyawan menyebut Rudi memutuskan untuk menerapkan penyesuaian lantaran ada ketidakadilan harga gas untuk PT KPI dan PT Kaltim Pacific Amoniak.

Atas berbagai dugaan tersebut, Kepolisian belum bisa menjawabnya. "Kami masih berupaya melakukan pendalaman. Sudah enam saksi diperiksa. Secepatnya akan kami ungkap," kata Iqbal.

Fakta yang sejauh ini diperoleh Kepolisian, menurut Kapolda Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, ialah pelaku diduga menggunakan senjata rakitan berjenis pistol. Ia diduga menembak dari Jembatan Layang Kasablanka yang berjarak 40 meter dari Gedung Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER