Pangdam: Utusan PM Papua Nugini Temui Kelompok Penyandera WNI

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Rabu, 16 Sep 2015 13:24 WIB
Indonesia berpesan pada pemerintah Papua Nugini untuk mengutamakan keselamatan warga yang disandera. RI telah berbagi informasi intelijen dengan PNG.
Presiden Jokowi saat bersama Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill (kiri) di Istana Merdeka. (ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perwakilan pemerintah Papua Nugini saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan kelompok penyandera dua warga negara Indonesia. Dua WNI, Sudirman dan Badar, disandera sejak Jumat pekan lalu oleh kelompok bersenjata. Mereka dibawa dari Keerom, Papua, ke Vanimo, Papua Nugini. Sudah enam hari keduanya ditawan.

“Utusan Perdana Menteri Papua Nugini dan dua dirjen mereka sekarang berangkat bertemu penyandera agar dua WNI bisa dibebaskan,” kata Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal Hinsa Siburian, kepada CNN Indonesia, Rabu (16/9).

Hinsa mengaku tak tahu detail langkah-langkah operasi pembebasan sandera oleh otoritas Papua Nugini, namun koordinasi intens antara pemerintah RI dan Papua Nugini telah dan terus dilakukan. (Baca juga: RI Bagi Informasi Intelijen ke PNG untuk Bebaskan Sandera)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Mereka (pemerintah Papua Nugini) yang negosiasi dengan penyandera. Sebagai negara tetangga, mereka berniat baik dan berupaya melakukan yang terbaik di wilayahnya. Kami (Indonesia) menghormatinya,” ujar Hinsa.

Yang jelas, kata perwira tinggi TNI Angkatan Darat lulusan terbaik Akademi Militer 1986 itu, Indonesia telah menyampaikan harapan kepada Papua Nugini soal upaya pembebasan sandera.

“Prinsipnya supaya mengutamakan keselamatan warga kita. Jangan sampai ada korban. Kami berharap mereka dibawa (pulang) dalam keadaan utuh,” ujar Hinsa.

Menurutnya, konsep pemerintah Papua Nugini pun serupa dengan RI, yakni agar dua WNI dapat kembali dalam keadaan selamat. Oleh sebab itu cara-cara persuasif dikedepankan untuk membebaskan mereka.

Di Jakarta, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan baru menggelar rapat soal penyanderaan dua WNI itu bersama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

“Kami menghormati langkah-langkah yang sedang dikerjakan pemerintah PNG. Semua informasi intelijen kami bagi (kepada pemerintah PNG), tapi tidak bisa kami buka ke publik,” kata Luhut di kantor Kemenkopolhukam.

Ia mengisyaratkan operasi pembebasan sedang berlangsung saat ini. “Tunggu satu-dua jam ke depan,” kata Luhut.

Menurutnya, kedua WNI saat ini dalam kondisi baik. Sudirman dan Badar diserang saat sedang bekerja mengolah kayu di Keerom. Mereka kemudian dibawa menyeberang ke Papua Nugini, dan hingga kini disandera di sana. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER