Kabut Asap, Pemerintah Belum Mau Relokasi Warga

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Kamis, 17 Sep 2015 20:22 WIB
Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan saat ini pemerintah masih terfokus mengatasi persoalan dari hulu, yakni pemadaman asap dan api.
Sejumlah relawan dari Taruna Siaga Bencana Riau mempersiapkan tempat tidur lipat di Gelanggang Olah Raga Tribuana, Pekanbaru, Riau, Rabu (16/9). Pemprov Riau menyiapkan posko kesehatan dan evakuasi untuk warga yang ingin mengungsi dari pekatnya kabut asap kebakaran lahan dan hutan. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah tidak mempertimbangkan opsi relokasi sebagai solusi mengatasi dampak kesehatan dari kebakaran hutan dan bencana asap bagi warga di Pekanbaru, Riau. Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan saat ini pemerintah masih fokus mengatasi persoalan dari hulu, yakni pemadaman asap dan api.

"Masyarakat Riau tiga hari lalu menghadap Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Saya diminta Ibu Menteri berikan pengertian ke mereka (warga) dan mereka bisa paham," kata Willem saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (17/9.) (Lihat Juga FOKUS Derita Warga Dikepung Kabut Asap)

Lebih jauh, Willem juga mengimbau kepada daerah untuk mempertimbangkan solusi yang realistis untuk mengatasi dampak asap bagi warganya. Seandainya warga tetap mau direlokasi, dia menyarankan agar pemerintah daerah memperhatikan beberapa hal diantaranya, fasilitas dan tempat relokasi. (Baca Juga: Pemerintah RI Kembali Tolak Bantuan Singapura Atasi Asap)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Boleh ada aspirasi itu tapi harus realistis. Warga kriteria mana yang mau direlokasi," kata Willem.

Alih-alih fokus pada rencana relokasi, Willem menyarankan pemda untuk terlebih dulu membuat penggolongan atas mereka yang dinilai rentan, seperti misalnya anak-anak, bawah lima tahun dan ibu hamil. Penggolongan ini penting, ujarnya, untuk membuat rencana gawat darurat (emergency plan) jika terjadi sesuatu.

Saat ini, pemerintah, ujarnya, masih terus melakukan upaya pemadaman api dan asap, terutama di dua provinsi Sumatera Selatan dan Jambi.

"Kami saat ini datang ke Palembang dan supervisi satuan tugas dalam rangka menentukan prioritas sasaran sumber daya kita. Saya konsentrasi Sumsel dan Jambi," ujarnya.

Willem mengatakan jika asap di wilayah Sumsel dan Jambi bisa diatasi maka secara keseluruhan situasi asap di Sumatera bisa dikendalikan.

"Arah angin dari selatan terus menuju utara. Asap dari dua daerah tersebut bisa naik, ke utara, menuju Riau, dan menyeberang Selat Malaka menuju Singapura dan Malaysia," kata dia.

Mengenai penanganan dampak kesehatan akibat asap, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menyatakan seluruh rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di daerah-daerah yang terdampak kabut asap sudah disiagakan 24 jam.

“Kami minta 24 jam mereka membantu. Tidak semua pasien dirawat. Artinya kalau Anda batuk pilek bukan berarti langsung dirawat tapi kalau berobat pasti kami tolong,” kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (17/9).

Nila mengatakan Kemenkes besok kembali akan mengirim masker penutup hidung dan mulut karena saat ini sudah tanggap darurat. “Jadi kami akan kirim masker lagi, obat-obatan, dan bahan makanan tambahan. Juga tenaga medis,” tutur dia. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER