Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi dalam seminggu ke depan terdapat potensi pertumbuhan dan perkembangan awan hujan di dua wilayah paling rentan kebakaran hutan, Sumatera dan Kalimantan. BMKG meminta informasi ini dimanfaatkan secara maksimal oleh tim penanggulangan tanggap darurat asap.
"Jika pertumbuhan awan hujan optimum, maka bisa dimaksimalkan dan dioptimalkan oleh tim yang sedang menangani darurat asap," kata Kepala Subdirektorat Informasi BMKG Hari Tirtodjatmiko kepada CNN Indonesia, Senin (21/9).
(Lihat FOKUS: Derita Warga Dikepung Kabut Asap)
Berdasarkan data Satelit Terra Aqua, pekan lalu terdeteksi 471 titik panas di Sumatera dan 398 titik panas di Kalimantan. Sebaran titik panas di Sumatera ialah di Jambi 166 titik, Sumatera Selatan 148 titik, Riau 116 titik, Sumatera Barat 25 titik, Bengkulu 10 titik, Lampung 2 titik dan Sumatera Utara 4 titik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk titik panas di Kalimantan, tersebar di Kalimantan Barat sebanyak 33 titik, Kalimantan Selatan 133 titik, Kalimantan Tengah 190 titik dan Kalimantan Timur 42 titik.
Awan hujan, ujar Hari, berpeluang tumbuh di beberapa daerah seperti Sumatera bagian tengah, Sumatera Selatan bagian utara, Sumatera Utara, Aceh, pesisir Barat Sumatera, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat bagian utara, Kalimantan Tengah bagian utara, dan Kalimantan Timur bagian utara.
(Baca juga: Indonesia, Berkonstitusi Hijau Namun Terus Bergelut Asap)
Selain di Sumatera dan Kalimantan, kata Hari, potensi pertumbuhan awan hujan juga terdapat di beberapa negara tetangga, seperti Singapura.
Sementara untuk arah angin, sepekan ke depan Indonesia lebih didominasi angin dari arah tenggara dan barat daya menuju ke barat laut dan timur laut. Khusus untuk Riau, angin bergerak dari arah timur laut menuju barat daya.
"Angin ada di lapisan bawah di ketinggian sekitar permukaan sampai 300 meter," kata Hari.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan jumlah penduduk terpapar asap di Riau sebanyak 6,3 juta jiwa di 12 kabupaten dan kota. (Baca: Semua RS dan Puskesmas Siaga 24 Jam Tangani Pasien Kabut Asap)Sebanyak 31.518 orang terganggu kesehatannya akibat kabut asap, dengan rincian 25.834 menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 2.246 iritasi kulit, 1.656 penderita iritasi mata, dan 538 penderita pneumonia."Sejak status siaga darurat sampai tanggap darurat, telah dikirimkan bantuan masker sebanyak 260 ribu lembar serta obat-obatan seusai permintaan dinas kesehatan provinsi," kata Achmad. (utd)