Menkes: Bocah yang Tewas di Riau Belum Tentu Karena Asap

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Jumat, 18 Sep 2015 14:21 WIB
Kemenkes menerima laporan bahwa bocah berusia 12 tahun tersebut sebelumnya telah mengidap penyakit radang pada selaput dan jaringan otak.
Menkes Nila Moelek saat melepas tim dukungan kesehatan untuk membantu penanggulangan penyakit akibat kabut asap ke Riau. (CNN Indonesia/ Yohannie Linggasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta masyarakat untuk tidak langsung mengaitkan tewasnya bocah berusia 12 tahun di Riau dengan asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Jangan bilang kena asap lalu ada anak meninggal. Kami harus lihat dulu. Saya enggak meragukan. Mungkin benar juga," kata Nila saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (18/9). (Baca Juga FOKUS Derita Warga Dikepung Kabut Asap)

Bocah berusia 12 tahun tersebut merupakan anak dari seorang wartawan lokal di Riau. Ia tewas setelah sebelumnya sempat tak sadarkan diri saat bermain akibat kesulitan bernafas. (Baca Juga: Kabut Asap, Pemerintah Belum Mau Relokasi Warga)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan pihaknya menerima laporan bahwa bocah tersebut sebelumnya telah mengidap radang pada selaput dan jaringan otak. (Baca Juga: Polda Sumsel Sidik Perusahaan Pembakar Hutan)

"Jadi, sebelum ada asap kebakaran hutan lahan, anak itu sudah sakit. Hanya, meninggalnya saat ada asap karhutla," kata Achmad.

Nila mengatakan pihaknya membutuhkan laporan dari pemerintah daerah untuk mengkaji dampak kesehatan yang timbul dari karhutla. "Perlu dikaji buat antisipasi ke depannya," katanya.

Achmad menjelaskan hingga kini jumlah total penduduk terpapar asap di Riau sebanyak 6,3 juta jiwa di 12 kabupaten/kota.

Sebanyak 31.518 orang terganggu kesehatannya akibat kabut asap, dengan rincian 25.834 penderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 2.246 iritasi kulit, 1.656 penderita iritasi mata, dan 538 penderita pneumonia.

Untuk mengantisipasi dampak kesehatan, Achmad mengatakan pemerintah telah mengirimkan bantuan masker sebanyak 260 ribu lembar serta obat-obatan sesuai permintaan Dinas Kesehatan provinsi. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER