Asap Masih Selimuti Sumatera dan Kalimantan

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Sabtu, 19 Sep 2015 13:04 WIB
Jumlah titik api kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan semakin berkurang per Jumat (18/9) dibandingkan pekan lalu. Tapi api masih menyelimuti.
Ilustrasi pemadaman kebakaran hutan. (CNN Indonesia/Antara Photo/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan jumlah titik api kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan semakin berkurang per Jumat (18/9) dibandingkan pekan lalu. Total titik api di pulau tersebut adalah 869 titik. Sementara pada Jumat pekan lalu (11/9), jumlah titik api terpantau 1.887 yang terdiri dari 575 titik di Sumatra dan 1.312 titik di Kalimantan.

"Satelit Terra Aqua mendeteksi 471 hotspot di Sumatera dan 398 hotpsot di Kalimantan pada Jumat, 18 September 2015," kata Sutopo melalui pernyataan resminya di situs BNPB. Pengurangan titik api berkorelasi dengan cuaca yang terjadi di kedua pulau tersebut.

Titik api tersebar di sejumlah wilayah seperti Jambi (166 titik), Sumatera Selatan (148 titik), Riau (116 titik), Sumatera Barat (25 titik), Bengkulu (10 titik), Lampung (2 titik), dan Sumatera Utara (4 titik). Sementara titik api juga ditemukan di Kalimantan Barat (33 titik), Kalimantan Selatan (133 titik), Kalimantan Tengah (190 titik), dan Kalimantan Timur (42 titik).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terpantau kebakaran besar terjadi di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin Sumatera Selatan yang asap tebalnya menyebar ke Jambi dari Riau. Begitu pula kebakaran besar di Muaro Jambi memproduksi asap pekat," kata Sutopo.

Jumlah titik api tersebut menyebabkan sebaran asap terkadi di Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau. Meski demikian, asap tak lagi menjamah hingga negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. "Kualitas udara rata-rata tidak sehat," ujarnya.

Jarak pandang di sejumlah wilayah tak lebih dari 1 kilometer seperti di Pekanbaru (500 meter), Dumai (300 meter), Pelalawan (200 meter), Jambi (200 meter), dan Palembang (1 kilometer).

Sementara itu, asap dari Kalimantan justru menyebar hingga wilayah Malaysia yakni Serawak. Hal ini terjadi lantaran seluas 80 persen dari wilayah Kalimantan terselimuti asap. Alhasil, aktivitas belajar mengajar di sekolah terhenti di sejumlah lokasi.

Warga di Pontianak hanya dapat melihat hingga jarak 400 meter sementara di Ketapang jarak pandang sebatas 500 meter. Di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, mata hanya dapat memandang dengan jarak maksimal 700 meter sementara di ibukota provinsi tersebut hanya sebatas 200 meter. "Kualitas udara rata-rata sedang hingga berbahaya.

Hingga saat ini, BNPB mencatat terdapat tiga provinsi telah menetapkan status bencana mereka menjadi tanggap darurat. Ketiganya adalah Riau, Jambi, Kalteng.

"Upaya pemadaman dan penegakan hukum terus dilakukan oleh ribuan aparat. Namun kebakaran masih berlangsung. Ada pembakaran baru, ada juga sisa kebakaran yang sebelumnya sudah padam namun terbakar kembali," kata Sutopo.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, data Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan yang dihimpun melalui satelit hingga 9 September 2015, luas area lahan pemanfaatan yang terindikasi kebakaran di Sumatera dan Kalimantan mencapai 190.993 hektar. Selain itu, sebanyak 114 perusahaan terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan.

Dari 114 perusahaan yang berada di 8 provinsi di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang terindikasi melakukan pembakaran hutan dan lahan, perusahaan yang berada di Sumatera Selatan mempunyai jumlah paling banyak dengan 19 perusahaan, diantaranya PT BMH, PT RHM, PT SWI, PT BAP, PT BPU, PT GAL, PT WLM, PT CMB, PT TPJ, PT DGS, PT RPP, PT IAL, PT BKI, PT BSC, PT SAM, PT RE, PT DAS, PT CT dan HGU. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER