Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mendukung langkah Arab Saudi yang membentuk tim investigasi tragedi di Mina, Arab Saudi, yang telah menewaskan 717 jemaah haji dari berbagai negara. “Syukur-syukur kalau anggota tim investigasi melibatkan negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI), yang warga negaranya menjadi korban atau juga melibatkan pihak independen lain,” tutur dia di Gedung MPR, Jakarta, Jumat (25/9).
Kendati demikian, Hidayat berpendapat otoritas Arab Saudi telah memperbaiki diri dari tahun ke tahun dalam penyelenggaraan ibadah haji.
"Misalnya, setelah tragedi Mina 2006 yang menewaskan sekitar 300 orang, otoritas Saudi langsung buat tempat lempar jumrah dari dua tingkat jadi empat tingkat," kata Hidayat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Hidayat mengatakan perlu adanya pelatihan kepada jemaah haji dalam menghadapi kondisi darurat seperti kericuhan yang terjadi kemarin. "Selain itu, seharusnya dilatihkan juga ke jemaah haji agar bukan hanya mengejar waktu afdal. Namun, haji afdal adalah yang mabrur dan tidak menyakiti orang lain, apalagi menginjak-injak," katanya.
Ia menambahkan, "Anda harus atur kapan lempar jumrah. Ulama Saudi tidak ada yang mengatakan haram lempar jumrah di luar waktu tertentu."
Menurut Hidayat, besaran kuota jemaah haji bukanlah penyebab insiden di Mina. “Sekarang ini pun kuota jemaah haji sudah dikurangi 20 persen. Jadi, masalahnya bukan di kuota," kata. Menurut dia, kemungkinan besar penyebab insiden kemarin adalah penumpukan jemaah sehingga aksi dorong mendorong tidak dapat dihindari.
(ded/ded)