Banjar, CNN Indonesia -- Tiga warga negara Indonesia menjadi korban meninggal tragedi desak-desakan antar jemaah haji di Mina, Arab Saudi, pada Kamis pagi (24/9) waktu Arab Saudi. Namun ternyata, tak sedikit juga WNI yang menderita luka-luka akibat kejadian nahas tersebut.
Setidaknya ada tujuh jemaah asal Banjar, Jawa Barat, yang menjadi korban luka akibat desakan yang terjadi di Mina. Tujuh orang tersebut dikabarkan berasal dari satu keluarga, bahkan dua di antaranya masih dinyatakan hilang.
Pihak keluarga di Indonesia masih dirundung duka yang sangat mendalam, apalagi karena dua orang anggota keluarga mereka masih belum bisa ditemukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua orang yang dikabarkan hilang tersebut teridentifikasi bernama Dikdik Mochamad Tasdik dan Ira Kusmira. Saat ini pihak keluarga besar Dede Herlan tersebut masih mencoba untuk mencari kedua anggota keluarganya yang hilang tersebut.
Satu hari setelah kejadian nahas di Mina, pihak keluarga di Arab Saudi ataupun keluarga di Indonesia masih sulit untuk melacak keberadaan Dikdik dan Ira lantaran telepon seluler keduanya tidak bisa dihubungi.
"Keluarga di Banjar tak bisa menghubungi karena ponsel mereka sudah tidak aktif," kata Dede yang ditemui CNN Indonesia di rumah korban.
Saat ini pun para keluarga hanya bisa menanti kepastikan kondisi dua anggota keluarga mereka dan berharap agar bisa segera ditemukan.
Sementara itu pihak Kementerian Agama Banjar menyatakan bahwa keluarga Dede tersebut berangkat ke Tanah Suci menggunakan kloter dari Bandung. Kemenag Banjar kini ikut membantu pencarian keduanya.
"Berdasarkan keterangan keluarga seluruh korban hendak melaksanakan lempar jumrah dan terbawa arus dari ratusan ribu jemaah. Akhirnya mereka terpisah dari rombongan besar lantaran desakan yang terjadi," kata Kepala Kemenag Banjar, Dadang Romansyah.
Korban tewas dalam tragedi di Mina bertambah lagi. Berdasarkan twit yang dikirimkan oleh Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi, jumlah korban tewas menjadi 717 tewas. Sementara korban luka bertambah menjadi 805 orang.
Tragedi ini bermula dari rasa panik yang melanda sejumlah jemaah haji. Berdasarkan keterangan otoritas setempat seperti dikutip The Guardian, kepanikan tersebut muncul saat seorang jamaah haji terjatuh dari jembatan saat berdesakan di jembatan yang menghubungkan tenda jamaah dengan lokasi lempar jumrah.
Brigadir Mansour al-Turki dari Pasukan Keamanan Saudi Umum menduga kejadian itu menjadi pemicu kepanikan massa.
"Dimulai dari sebagian kecil massa jatuh, mereka mulai menginjak-injak, diikuti dengan rasa panik dan upaya untuk melarikan diri dari kerumunan, yang mengarah ke peningkatan jumlah korban," kata Mansour.
Lokasi tersebut merupakan area dua jalur menuju Mina di mana pilar batu tempat melempar jumrah terletak.
(aul/obs)