Asap Palangkaraya Pekat Berbahaya, Penderita ISPA 11 Ribu

Anggi Kusumadewi | CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2015 12:05 WIB
Batas akhir level berbahaya indeks pencemaran udara berada pada angka 500. Sementara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, angka itu telah menembus 2.000.
Kabut asap di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. (Detikcom/pasangmata.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Kalimantan Tengah, termasuk ibu kotanya Palangkaraya, berada pada kategori sangat berbahaya.

“ISPU 2.314. Sementara penderita ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) sampai tanggal 27 September kemarin di Provinsi Kalteng berjumlah 11.522 orang,” kata Kepala Pusat Dana Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya kepada media, Senin (28/9).

Batas akhir level berbahaya ISPU berada pada angka 500. Oleh sebab itu indeks pencemaran udara di Palangkaraya amat berbahaya karena telah menembus angka 2.000. Sebagai perbandingan, Riau yang beberapa waktu lalu ditetapkan berstatus darurat asap, tingkat pencemaran udaranya saat itu di angka 984.
“ISPU itu naik turun. Soal evakuasi penduduk, itu kewenangan pemerintah daerah,” kata Kepala BNPB Willem Rampangilei kepada CNN Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Riau menetapkan darurat asap belum lama ini pun, ujar Willem, putusan terletak pada pemerintah daerah.

Willem berencana untuk menyambangi dan berkantor di Palangkaraya dan Sumatra untuk sementara waktu untuk melihat langsung upaya penanganan bencana kabut asap dan kebakaran hutan yang menjadi biang keladi asap itu.

Sementara Komandan Resort Militer 102/Panju Panjung Kolonel Arh kepada Detikcom menyatakan kondisi kabut asap di Palangkaraya telah membaik sejak semalam. Jarak pandang yang hanya sekitar 100 meter telah berangsur meningkat.

Menurutnya, asap parah melanda Palangkaraya pada Jumat dan Sabtu kemarin. Menurut seorang warga, Wulan, kotanya sudah nyaris dua bulan dikepung asap. Ia menyebut selama itu pula warga tak melihat matahari.

Saat akhir pekan kemarin kondisi makin parah, hingga menurut Wulan, bernapas menjadi sulit. Asap juga masuk ke rumah-rumah warga sehingga bahkan di dalam rumah pun mereka memakai masker. (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER