Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Resor Lumajang Selasa (29/9) ini, telah menangkap 20 tersangka kasus dugaan penganiayaan dan pembunuhan petani sekaligus aktivis Salim alias Kancil di Lumajang, Jawa Timur. Kejadian tersebut juga turut menimpa seorang korban lain bernama Tosan yang mengalami luka parah.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, sebenarnya sudah ada 22 tersangka yang ditetapkan. Namun, dua orang diantaranya tidak ditahan karena masih berusia 16 tahun.
Para tersangka diantaranya adalah Tedjo, Ngatiman, Elisandi, Harmoko, Timartin, Rudi, Edi Santosa, Madasir, Widianto, Sukit, Hendrik, Buri dan Farid. Ada pula Muhamad Subadri, Slamet, Siari, Siaman, Edor Hadi Kusuma dan Dodik Hartono. Sementara dua orang yang masih di bawah umur adalah IL dan AA.
"Tersangka masih bisa bertambah, tergantung keterangan saksi dan alat bukti yang ditemukan," kata Argo saat dihubungi CNN Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau demikian, dia tidak mau berandai-andai berapa jumlah tersangka yang akan ditetapkan terkait kasus ini. Hal tersebut, kata Argo, akan berkembang sesuai dengan hasil penyidikan yang berjalan.
Saat ini penyidik masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap para tersangka untuk mendalami motif penganiayaan yang mengakibatkan kematian akhir pekan lalu itu. Polisi belum bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya menjadi pemicu kejadian tersebut.
Ancaman PembunuhanBerdasarkan informasi yang didapatkan CNN Indonesia, beberapa hari sebelum kejadian, warga Pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-Awar telah melaporkan ancaman pembunuhan terhadap Tosan ke Kepolisian Sektor Pasirian.
Perwakilan warga desa, pada 8 September lalu, melakukan pertemuan yang difasilitasi Camat Pasirian, Abdul Sabar. Sehari setelahnya, warga kemudian melakukan aksi damai di Dusun Krajan II Desa Selok Awar-Awar.
Pada 10 September, sekira 6.00 WIB, sekelompok orang mendatangi rumah Tosan dengan membawa senjata tajam berupa clurit dan bahan peledak bondet. Berdasarkan informasi, para kelompok itu menyebut "melawan kepentingan umum masyarakat desa."
Tidak disebutkan apa yang menjadi permasalahan dalam aksi tersebut. Namun informasi lain menyebut kejadian ini terkait dengan masalah lokasi pertambangan.
Argo mengaku belum mendengar informasi tersebut. Namun, jika benar telah ada laporan, maka Kepolisian mestinya menindaklanjuti dengan melakukan patroli dan pengamanan.
Dia juga tidak mau pihaknya disebut kecolongan atas kejadian ini. "Kejadian ini tiba-tiba. Kami sudah fasilitasi lewat muspida dan lain-lain, tapi ini tetap terjadi," kata Argo.
Sebelumnya, d
ua orang petani di Lumajang, Jawa Timur, ditemukan tewas dan diduga menjadi korban penganiayaan dan pembunuhan berencana. Salim Kancil dan Tosan diduga menjadi korban skenario besar untuk memuluskan usaha pertambangan.Manajer Kebijakan dan Pembelaan Hukum Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Muhnur Satyahaprabu, mengungkapkan keduanya dikenal sebagai pejuang lingkungan tolak tambang di desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Dengan kondisi Tosan dan tewasnya Salim, Walhi menyebut, masyarakat sekitar sangat terancam, ketakutan sehingga sulit untuk berkomunikasi dengan tim konsolidasi gabungan. Dia mengatakan, pihaknya turut meminta bantuan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Ini adalah skenario besar memuluskan usaha pertambangan yang diduga adalah PT Indo Modern Mining Sejahtera (IMMS) yang investasi triliunan disana," ujar Muhnur di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (28/9).
(utd)