Komunitas Satwa Sebut Ada Dugaan Daging Campuran Anjing

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2015 07:16 WIB
Hal itu disebabkan murahnya harga daging anjing yang mencapai Rp 30 ribu per kilo. Sementara, daging sapi bisa mencapai Rp 120 ribu per kilo.
Suasana saat konfrensi pers tolak pergub legalisasi konsumsi daging anjing di Warung Kopi Wiasma Proklamasi Jakarta, Rabu (30/9). (CNN Indonesia/ Natanael Waluya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komunitas pecinta satwa, Animal Defenders Indonesia (ADI), menduga ada daging anjing yang sengaja dioplos dengan daging hewan lain oleh oknum tertentu di Jakarta. Murahnya harga jual daging anjing menjadi sebab munculnya dugaan tersebut.

"Sangat memungkinkan ada oplosan daging anjing dengan daging lain. Karena jika dibandingkan, harga daging anjing per kilo hanya Rp30ribu, sementara daging sapi saja Rp120ribu," ujar pendiri ADI, Doni Herdaru Tona, di kawasan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (30/9).
Untuk mencegah pencampuran daging tersebut, ADI pun mendesak lahirnya peraturan khusus yang melarang peredaran daging anjing di Jakarta.

Anjing dipandang tidak bisa dijadikan makanan karena masuk dalam kategori satwa domestik peliharaan. Selain itu, bahaya rabies yang menghantui pemakan daging anjing juga menjadi dasar munculnya desakan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah daging anjing rabies dimakan, akan ada dampak negatif bagi badan pemakannya walaupun tidak langsung terlihat. Penjual mungkin berkata daging anjing dapat membuat bugar di ranjang dan meningkatkan stamina. Tapi tidak ada penelitian yang membenarkan pernyataan tersebut," ujar Doni.

Pada kesempatan tersebut, Doni mengungkap proses pembunuhan yang kerap dilakukan para pemasok daging anjing di Jakarta dan kota-kota besar lain. Menurutnya, anjing-anjing yang hendak dijadikan makanan selama ini dibunuh dengan cara yang tidak beradab.

Seringkali anjing ditangkap dan dipukul kepalanya hingga pingsan. Setelah itu, anjing-anjing tersebut dimasukan ke dalam karung sebelum dikuliti dalam kondisi hidup.
"Ada juga pembunuhan anjing menggunakan racun. Bayangkan saja, anjing yang diracun kemudian dimakan manusia," ujarnya.

ADI dan Garda Satwa Indonesia mencatat tidak ada daging anjing untuk konsumsi yang dipotong secara benar melalui rumah pemotongan hewan. Tidak adanya proses pemotongan daging yang benar menjadi sebab munculnya banyak potensi penyakit dari memakan daging anjing.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta, Darjamuni mengatakan pihaknya akan terus melakukan pencegahan rabies di Jakarta. Selain vaksinasi terhadap hewan, daging anjing juga menjadi salah satu perhatiannya.

"Nantinya kami minta daging anjing yang masuk ke Jakarta harus menyertakan surat asal hewan, jadi kami tau dari mana daging anjing ini berasal," kata Darjamuni, ketika dihubungi CNN Indonesia, Rabu (30/9).

Menurut Darjamuni, pemeriksaan terhadap daging anjing diperlukan untuk mengetahui kualitas daging anjing yang dikonsumsi. Dirinya pun tidak bermaksud untuk melarang orang memakan daging anjing.

"Kami hanya ingin memeriksa kualitas dagingnya saja. Daging ayam dan sapi saja kami periksa, kenapa daging anjing tidak. Alasannya, kami temukan adanya warga yang konsumsi daging anjing," ujarnya. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER