Jakarta, CNN Indonesia -- Petisi online di
Change.org yang meminta Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk menangkap pembunuh petani antitambang Lumajang, Salim Kancil, telah mendapat dukungan lebih dari 40 ribu orang, Jumat (2/10).
Pagi ini dukungan mencapai 42.392, kurang 7.608 lagi sampai genap 50 ribu. Salim Kancil dibunuh oleh sekelompok orang di kampungnya sendiri, Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Lumajang, Jawa Timur.
Pembunuhan sadis atas Salim Kancil mengagetkan publik tanah air, dan memunculkan petisi online berjudul “Pak Badrodin, Tangkap Para Pembunuh Salim Kancil,” yang dibuat Tim Kerja Perempuan dan Tambang (TKPT).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petisi itu selain ditujukan kepada Kapolri Jenderal Badrodin, juga kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), serta Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
“Pembunuhan keji Salim Kancil bukan kriminal biasa, tapi pembunuhan berencana yang dipicu penolakan warha terhadap penambangan pasir besi. Kejadian ini berpotensi terulang,” kata Siti Maimunah dari TKPT.
Ada lima tuntutan yang disertakan dalam petisi ini, yakni:
1. Mendesak Kepolisian dan aparat penegak hukum lain untuk serius dalam mengusut para pelaku pembantaian terhadap Salim Kancil dan (penganiayaan) Tosan hingga aktor intelektual di balik peristiwa kekerasan Desa Selok Awar-Awar, dan mengganjar pelaku dengan hukuman seberat-beratnya.
2. Mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang untuk segera menutup seluruh pertambangan pasir di pesisir selatan Lumajang.
3. Meminta LPSK untuk segera memberikan perlindungan terhadap saksi dan korban.
4. Meminta komnas HAM agar segera turun ke lapangan melakukan investigasi.
5. Meminta KPAI untuk memberikan trauma healing kepada anak dan cucu dari almarhum Salim kancil, serta anak-anak PAUD yang menyaksikan insiden penganiayaan almarhum Salim Kancil di Balai Desa Selok Awar-Awar.
Saat ini Polres Lumajang telah menetapkan 23 tersangka dalam kasus pembunuhan Salim Kancil, salah satunya Kepala Desa Selok Awar-awar, Hariyono. Saat menggeledah rumahnya kemarin sore, polisi menemukan
airsoft gun.
Selain Salim Kancil yang dibunuh, Rekan Salim yang juga aktivis antitambang, Tosan, juga dianiaya hingga luka parah. Namun ia berhasil menyelamatkan diri.
Salim dan Tosan menentang pembukaan tambang pasir di wilayah mereka. Sebelumnya mereka menggelar aksi damai menolak tambang.
(agk)