Jonan Targetkan 2018 KRL dan Non-KRL Punya Rel Masing-masing

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Minggu, 04 Okt 2015 19:50 WIB
Selama ini penumpang kereta jarak jauh sering protes karena kereta yang mereka naiki terlambat saat jalur KRL mengalami gangguan listrik.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yakin proyek Double Double Track (DDT) Manggarai-Cikarang akan selesai pada 2018, Minggu (4/10). (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengungkapkan bahwa saat ini proses pengerjaan rel double double track (DDT) masih berjalan sesuai rencana. Jonan menargetkan proyek yang meliputi jalur Manggarai-Bekasi-Cikarang tersebut akan selesai paling lambat pada 2018 mendatang.

"Kira-kira selesai 2017 atau 2018," kata Jonan saat melihat perkembangan pembangunan rel di Stasiun Bekasi, Ahad (4/10).
Jonan menjelaskan bahwa tujuan utama penambahan jalur rel kereta api di ruas tersebut adalah agar perjalanan kereta api listrik (commuter line) dari Cikarang ke Manggarai atau sebaliknya bisa independen.

Selama ini penggunaan jalur ganda yang sudah ada masih digunakan secara bergantian antara KRL dan non-KRL, termasuk kereta api jarak jauh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau pagi kan yang didahulukan adalah KRL, sedangkan sore kereta jarak jauh. Itu mengundang protes," katanya.
Protes datang dari penumpang kereta api jarak jauh lantaran kereta yang mereka naiki akan terlambat jika jalur yang digunakan KRL mengalami gangguan listrik.

Maka dari itu, lanjut Jonan, dengan adanya DDT tersebut maka jalur kereta yang digunakan oleh KRL dan non-KRL akan berbeda dan tidak akan mengundang protes dari warga.

"Jadi jalurnya terpisah, non KRL menggunakan dua track yang baru. Sementara jalur yang lama yang ada kabel listriknya tetap untuk KRL, jadi kalau ada penambahan KRL frekuensinya masih bisa," kata mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia tersebut. (sur)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER