Palangkaraya, CNN Indonesia -- Para aktivis lingkungan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Kamis (8/10), terus mendistribusikan ribuan masker N95 yang merupakan bantuan dari Singapura. (Baca:
Bencana Asap, Pemerintah Sarankan Warga Gunakan Masker N95)
Pembagian 25 ribu masker itu dilakukan menyusul bencana kabut asap berkepanjangan yang menyelimuti wilayah Kalimantan Tengah. Khusus di Kota Palangkaraya, kabut asap pekat masih terus berlangsung.
Sasaran pemberian masker itu selain untuk warga yang beraktivitas di luar rumah, juga diberikan ke sekolah-sekolah. Salah satunya Madrasah Ibtidaiyah Negeri Model 1 yang berlokasi di Jalan Ramin II Palangkaraya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum membagikan masker N95 secara cuma-cuma, para pecinta lingkungan itu memperagakan kepada para siswa cara pemakaian masker dengan benar.
Kepala Sekolah MIN Model 1 Palangkaraya, Aliansyah mengatakan akibat dampak asap ini proses belajar mengajar menjadi terganggu. Namun dengan dapatnya pembagian masker N95 secara cuma-cuma ini membuat para siswa kembali bersemangat untuk sekolah.
“Siswa jadi bisa mengikuti pelajaran yang diberikan guru hingga mengikuti ujian tengah semester nantinya,” kata Aliansyah saat ditemui di lokasi.
Setelah memperagakan cara menggunakan masker hingga memasangkan ke sejumlah siswa yang masih duduk di bangku kelas II itu, aktivis lingkungan juga memberikan selebaran akan pentingnya penggunaan masker dan dampak dari kabut asap.
Tak hanya di Kota Palangkaraya dan sekolah, aktivis lingkungan juga membagikan masker ke para warga pelosok daerah di sejumlah kabupaten yang ada di Kalteng.
“Dengan adanya pembagian masker N95 ini warga bisa menghindari pencemaran udara yang sudah mencapai level tertinggi dengan sebaran partikulat mencapai 2000 lebih atau di atas PM 10,” tutur Lina Anatasia Karolin, salah seorang aktivis lingkungan Palangkaraya.
Sementara itu sampai saat ini pemerintah daerah maupun dinas terkait belum juga bisa mengatasi persoalan kabut asap akibat pembakaran hutan dan lahan. Warga Palangkaraya juga menyesalkan rusaknya papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang berada di Bundaran Besar Palangkaraya belum diperbaiki hingga kini.
(obs/obs)