Surabaya, CNN Indonesia -- Kepolisian Daerah Jawa Timur Senin ini (12/10) akan menggelar sidang kode etik secara terbuka terkait dugaan keterlibatan tiga oknum polisi dalam kasus pembunuhan Salim Kancil. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mendesak Polda tak hanya menyidangkan tiga anggota polisi saja.
Direktur Eksekutif Walhi Jawa Timur, Ony Mahardika menyatakan Polda seharusnya tidak berhenti sampai di tiga oknum anggota polisi. “Kapolres dan pejabat di Lumajang juga harus diperiksa,” ucap Ony di Surabaya, Ahad (11/10).
Menurut Ony pihaknya memandang tidak cukup kalau hanya tiga oknum polisi yang diadili karena kejahatan dalam bisnis penambangan ilegal di desanya Salim sudah berlangsung lama. “Hitungan Walhi sudah berlangsung sejak 2010,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ony menegaskan, dalam kasus ini semua mantan-mantan kapolres dan kapolsek termasuk pejabat di wilayah Lumajang harus diperiksa juga.
“Karena sudah terbukti ada unsur pembiaran, pembiaran kasus ilegal mining, ada kasus-kasus gratifikasi soal izin tambang PT IMS, ada kasus restribusi soal PT IMS,” tutur Ony. “Jadi kalau mau serius harus didalami secara serius semuanya,” lanjut dia.
Ony menambahkan bahwa pada 29012 lalu ada pemeriksaan kasus gratifiksi dan kasus perizinan PT IMS namun kasusnya terhenti di Kejaksaan Tinggi.
Sementara itu aksi solidaritas terhadap kekerasan yang dialami pembela keselamatan lingkungan hidup Salim Kancil dan Tosan bayak dilakukan sejumlah komunitas. Salah satunya komunitas musisi indie Surabaya.
Mereka menggelar aksi solidaritas bertajuk Umur Tak Seluas Tanah di Museum Kanker Indonesia di Surabaya, Ahad sore kemarin. Dalam acara ini ada sekitar 20 band indie yang ikut berpartisipasi. Selain itu ada pula komunitas buku yang ikut meramaikan acara.
Para pengunjung yang datang membeli pin yang nantinya hasil penjualannya disumbangkan seluruhnya untuk keluarga Salim dan Tosan.
Penyelenggara acara, Bayu Hastutama mengatakan kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk dorongan untuk menegakkan keadilan bagi Salim dan Tosan.
(obs/obs)