Lumajang, CNN Indonesia -- Setelah menderita trauma melihat ayahnya dibunuh secara sadis, anak Salim Kancil perlahan mulai bangkit dari kesedihan. Bocah bernama Dio Eka Saputra yang duduk di kelas V B itu kini sudah mulai bisa bersekolah kembali.
Dio sempat mengalami trauma selama empat hari dengan tidak masuk sekolah. Siswa SDN Selok Awar-Awar 01 Kecamatan Pasiran, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu sempat menyaksikan ayahnya dibunuh.
Dengan mata kepalanya, Dio melihat ayahnya dipukuli oleh orang-orang kepala desanya karena ayahnya menolak keras kegiatan penambangan pasir ilegal di kampungnya. (Baca:
Keluarga Salim Kancil: Hukum Mati Pelaku Pembunuhan Sadis)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dewan guru tempat Dio bersekolah pasca kejadian itu ikut memberi pendampingan. “Dio empat hari enggak masuk sekolah karena truma ayahnya dibunuh,” kata Wakil Kepala Sekolah SDN Selok Awar-Awar 01 Abdul Hamid saat ditemui Sabtu (10/10).
Abdul menuturkan, tadinya Dio tidak mau sekolah dan terus bermurung diri. “Mengalami trauma tapi Alhamdulilah dewan guru datang ke rumahnya untuk memberi semangat,” ujarnya.
Selain sudah mulai bersekolah, lanjut Abdul, Dio juga sudah bisa mulai bermain dengan teman-temannya. Menurut tim dari pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan, kondisi kejiwaab Dio sudah berangsur mulai normal.
“Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menjamin Dio bisa melanjutkan pendidikannya sampai perguruan tinggi tanpa ada gangguan kejiwaan,” tutur Abdul.
Abdul menambahkan Dio termasuk anak yang penurut dan agak pendiam di sekolah. Sehari-hari ia termasuk anak yang rajin di kelasnya. Dalam hal prestasi belajar Dio juga tidak tertinggal dengan teman-teman sekelasnya. “Prestasinya di tengah,” ucap Abdul.
Menurut Abdul, Dio bercita-cita akan menjadi polisi untuk menegakkan keadilan sehingga rakyat kecil tidak tertindas.
Dalam kasus pembunuhan Salim Kancil, Polda Jawa Timur yang langsung turun tangan menangani perkara ini telah menetapkan lebih dari 20 orang sebagai tersangka. Adapun aktor intelektual pembunuhan dan penganiayaan Haryono merupakan kelapa desa Selok Awar-awar. Selain warga sipil, Polda juga memeriksa Kapolsek Pasirian dan Kapolres Lumajang. (Baca:
Pembunuhan Salim Kancil, Kapolsek dan Kapolres Ikut Diperiksa)
(obs/obs)