Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengatakan saat ini pencarian Helikopter EC 130 B4 dengan nomor registrasi PK-BKA yang dioperasikan oleh PT Penerbangan Angkasa Semesta hanya mengandalkan pandangan mata masyarakat setempat.
Helikopter yang melakukan perjalanan pada Minggu (11/10) dari Siparmahan (Pantai Barat Danau Toba) menuju Bandar Udara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, dikabarkan hilang.
Helikopter tersebut ternyata tidak melakukan kontak ke
air traffic service (ATS) dan tidak melaporkan rencana penerbangan. PT PAS yang melaporkan perihal kehilangan helikopter tersebut.
"Karena sama sekali tidak ada kontak, maka tidak bisa dilacak di mana hilangnya. Akibatnya, sekarang tim pencari gabungan hanya mengandalkan laporan dari masyarakat setempat," kata Novie di Kemenhub, Jakarta, Senin (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novie juga mengatakan saat ini belum ada petunjuk terkait keberadaan helikopter tersebut sehingga belum bisa dipastikan apakah helikopter itu alami kecelakaan atau tidak.
"Belum ada petunjuk hingga kini. Kalau kecelakaan, kemungkinannya bisa jatuh di danau atau di darat," katanya.
Helikopter sewaan tersebut berangkat dari Sipamarhan pada pukul 11.33 Waktu Indonesia Barat (WIB), namun sampai dengan pukul 12.30 WIB belum ada kontak sehingga helikopter tersebut kehilangan kontak.
Pesawat ini ditumpangi lima orang, yaitu pilot Kapten Teguh Mulyatno, teknisi Heri Purwantono, Nurhayanto, Giyanto, dan Frans. Pilot tersebut punya jam terbang dengan total 5.020,4 jam.
(utd)