Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Identifikasi Korban Bencana (DVI) Polri telah kembali dari Arab Saudi ke Indonesia sejak kemarin. Selama bertugas, tim yang terdiri atas 10 orang ahli forensik berhasil mengidentifikasi 127 orang warga negara Indonesia yang jadi korban tewas tragedi Mina.
Namun, masih ada dua korban yang belum teridentifikasi. Kepala Tim identifikasi Komisaris Besar Masudi, Kamis (15/10), mengatakan, tim telah berupaya mencocokkan data antemortem dan postmortem yang dimiliki tapi tidak ditemukan kesesuaian.
"Kami pulang sudah tidak masalah. Kalau butuh data DNA pembanding datanya ada di tanah air, kalau dibutuhkan bisa kembali ke sana," kata Masudi di Markas Besar Polri, Jakarta.
Tim DVI, kata dia, sudah melaksanakan semua tugasnya sesuai prosedur. Hanya saja data dua data antemortem yang dibawa tim ada yang tidak sesuai dengan jenazah manapun yang jadi korban tragedi Mina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data Antemortem adalah data-data yang didapatkan semasa korban masih dalam keadaan hidup. Dalam proses identifikasi jenazah, data tersebut dicocokkan dengan data postmortem, yakni data yang didapatkan dari korban setelah meninggal dunia.
Data antemortem bisa berupa sampel DNA, sidik jari, atau susunan gigi. Jika data cocok, maka jenazah dapat dipastikan teridentifikasi sebagai pemilik data antemortem yang sesuai.
"Kami punya data antemortem, Arab Saudi punya data postmortem. Tim DVI dan Arab Saudi bekerjasama untuk merekonsiliasi berdasarkan data itu," kata Masudi.
Data antemortem yang dimiliki Polri pun sudah diserahkan kepada otoritas Arab Saudi. Karena itu, tim di negara tersebut bisa meneruskan proses identifikasi.
Direktur Eksekutif DVI Komisaris Besar Anton Castilani mengatakan Polri adalah satu-satunya tim yang diperkenankan turut membantu proses identifikasi.
Selain membantu proses identifikasi, kata Anton, tim DVI juga ditugaskan untuk menjalin hubungan baik dengan otoritas Saudi untuk mempermudah kerjasama seandainya hal serupa terjadi lagi. "Kami berharap ini kejadian terakhir, tapi tentu harus bersiap jika terjadi lagi."
Selain itu, dia juga mengusulkan kepada petugas penyelenggara haji agar mengumpulkan data antemortem sebelum memberangkatkan jemaah ke Arab Saudi. Tak hanya itu, diharapkan petugas juga dibekali kemampuan identifikasi agar bisa turut membantu tim DVI.
(sur)