Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan akan menyiagakan pasukannya di titik-titik vital untuk menjaga aksi unjuk rasa peringatan satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang jatuh pada Selasa (20/10) esok.
"Kita akan lakukan pengamanan karena dapat informasi ada aksi unjuk rasa. Tapi seperti biasa di Jakarta hampir tiap hari ada (pengamanan demo). Kita mendengar ada beberapa kelompok yang mengkritik. Saya kira enggak apa-apa sebagai masukan," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (19/10).
Tito mengatakan pengamanan terhadap aksi unjuk rasa akan dilakukan secara situasional. Namun, ia memastikan, polisi telah memiliki prosedur tetap dalam setiap pengamanan, khususnya bagi kepala negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengamanan akan dilakukan seperti biasa, sesuai protap. Kalau nanti unjuk rasa hanya 1000 kita tahu jumlah yang akan dikerahkan. Jika 2000 juga kita sudah siapkan," ujarnya.
Lebih lanjut Tito mengaku polisi sudah memiliki data beberapa kelompok yang akan melancarkan aksi unjuk rasa tersebut. Ia juga memastikan, tidak ada indikasi terjadi kericuhan seperti pagelaran final Piala Presiden kemarin.
"Kita dengar dan kita pelajari tidak ada aksi anarkis untuk besok. Mudah-mudahan mereka menyampaikan aksi damai," ujarnya.
Pemerintahan Indonesia yang dipimpin Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akan segera merayakan "ulang tahun" yang pertama pada Selasa (20/10). Setahun memerintah Indonesia, banyak pro dan kontra yang dilontarkan masyarakat terhadap kinerja keduanya dalam memimpin Indonesia.
Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi menilai, selama setahun menjadi Presiden RI, Joko Widodo belum menunjukkan kepemimpinan yang berkualitas. Jokowi dinilainya gagal dalam bidang hukum, pemberantasan korupsi, dan penuntasan pelanggaran hak asasi manusia.
"Jokowi masih terbatas semata menjadi pemimpin pembangunan bidang infrastruktur," kata Hendardi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (18/10).
Hanya fokus di bidang infrastruktur membuat Jokowi dinilai Hendardi tak membangun Indonesia secara utuh.
Sementara itu Bendahara Umum Partai Golongan Karya versi Munas Bali Bambang Soesatyo mengungkapkan program Nawacita yang diusung Jokowi masih jauh dari harapan yang sebelumnya dijanjikan kepada masyarakat.
"Pemerintah masih terjebak pada janji-janji yang belum terealisasikan," kata Bambang saat ditemui di sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (17/10).
Selain itu, Kedai KOPI telah melakukan survei setahun pemerintahan Jokowi Jusuf Kalla. Hasil survei menunjukan masyarakat masih tidak puas dengan kinerja Jokowi-JK.
Dalam survei tersebut, menunjukkan ketidakpuasan masyarakat di bidang ekonomi sebanyak 71,9 persen. Sedangkan di bidang politik dan hukum, tingkat persentase ketidakpuasan masyarakat juga cukup tinggi yaitu di angka 50 persen.
(obs)