Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei menunjukkan video kebakaran hutan di Sumatra Selatan usai mengikuti rapat penanganan lanjutan kebakaran hutan dan kabut asap di kantor Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, Kamis (22/10).
Dalam video tersebut, terlihat barisan api yang memanjang. "Lihat saja ini ada
fire tornado dan ini lautan api. Bagaimana mau dipadamkan?” ujar Willem.
Video tersebut, lanjut Willem, diambil petugas BNPB saat berupaya memadamkan api di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan. OKI merupakan salah satu lokasi kebakaran hutan terparah lantaran lahan gambut di sana cukup banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
[Gambas:Video CNN]Di lokasi-lokasi lain, menurut Willem, banyak titik api yang keadaannya lebih sporadis dibandingkan Kabupaten OKI tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh BNPB, jumlah lahan yang sudah terbakar tahun ini mencapai 1,7 juta hektare. Salah satu satelit bahkan memperlihatkan kebakaran telah melanda lebih dari 4,7 hektare lahan.
Willem tak menampik kebakaran hutan yang melanda Indonesia tahun ini merupakan yang terburuk. Salah satu penyebabnya, kata dia, ialah angin El Nino yang amat besar tahun ini.
"Tahun lalu kebakaran hutan terbesar terjadi di Riau, sekarang di Kalimantan ada empat provinsi, Sumatera tiga provinsi, ada juga di Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan bahkan Jawa," kata Willem.
Dua lokasi yang “menyumbang” kebakaran terbesar tahun ini adalah Sumatra Selatan dan Kalimantan Tengah. Data BNPB per 20 Oktober menyebutkan titik api di Kalimantan Tengah mencapai 900 lebih, sedangkan di Sumatra Selatan lebih dari 700.
Sementara terkait kebakaran hutan di Papua, Willem pun mengaku kaget. Menurut dia, ini kali pertama Papua mengalami kebakaran hutan dengan skala besar.
"Di Papua tak pernah terjadi kebakaran seperti ini. Penyebabnya masih kami investigasi," ujar Willem.
Simak Fokus:
KEBAKARAN HUTAN, PEMERINTAH GAGAL?Untuk mengakali kebakaran hutan yang semakin parah sementara hujan belum turun, Willem meminta anak buahnya untuk menerapkan teknik lokalisasi api, yakni membasahi daerah-daerah di luar area kebakaran dengan harapan api akan terhenti di situ sehingga tidak menyebar ke lokasi lain.
"Jadi kami tidak konsentrasi ke tempat terbakar, tapi membatasinya. Di tepian api, kami siram dan bom air, lalu sekat bakar agar tak merambat dan dilapisi juga kanal blocking agar api tidak melompat,” kata Willem.
Per kemarin, BNPB menyatakan jumlah titik api di seluruh Indonesia meningkat drastis menjadi 3.226 titik, dengan sebaran meluas hingga Papua.
(agk)