Menteri Tjahjo Disebut Priayi yang Layak Diganti

Prima Gumilang | CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2015 20:33 WIB
Rizal Ramli merupakan sosok yang dapat memecah kebuntuan birokrasi pemerintahan selama ini.
Tiga menteri Jokowi Sambangi KPK. (Detik Photo/Lamhot Aritonang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik Thamrin Tomagola mengkritik kinerja Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Menurut Thamrin, politisi PDI Perjuangan itu bagaikan seorang priayi yang tidak mengerti persoalan di daerah.

"Menteri Dalam Negeri sekarang ini terlalu seperti priyai, yang menunggu di belakang meja," kata Thamrin saat ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (26/10).

Dia berpendapat, seharusnya Kemendagri dipimpin oleh orang yang memiliki pengalaman sebagai kepala daerah. Thamrin menggunakan istilah "mekar karena memar", orang yang meniti karier dari bawah.
Dengan pengalaman memimpin daerah, menurut Thamrin, maka dia diyakini mampu mengenal persoalan di sejumlah wilayah termasuk menghadapi kepala daerah yang dianggap sulit diatur. Thamrin malah mengusulkan agar Tjahjo diganti saat reshuffle mendatang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau reshuffle bagusnya itu yang priyai-priyai, yang cuma duduk di belakang meja, itu diganti," ujar sosiolog Universitas Indonesia.

Sementara saat ditanya keberadaan Rizal Ramli pada posisi Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya, kata Thamrin, sangat dibutuhkan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, Rizal merupakan sosok yang dapat memecah kebuntuan birokrasi pemerintahan selama ini.

"Memang butuh yang seperti itu. Sikat, hantam, dan tidak tanggung tanggung," ujarnya menyinggung Rizal Ramli.
Sejak bergabung dalam kabinet kerja Jokowi, Rizal terbilang berani mengkritik menteri maupun pejabat negara yang dinilai berseberangan dengan agenda nawacita maupun semangat revolusi mental.

Rizal pernah beradu gagasan dengan sejumlah pejabat negara. Misalnya dia mengkritik Menteri ESDM Sudirman Said soal perpanjangan Freeport. Kepada Menteri BUMN Rini Soemarno, Rizal juga menyampaikan kritik terkait rencana pembelian 30 unit pesawat Airbus 350.
Bahkan Rizal juga mengkritik Wakil Presiden Jusuf Kalla soal program pembangunan listrik 35000 megawatt. Dia menantang JK debat di depan umum.

Thamrin mengatakan, adu gagasan yang dilakukan Rizal bukanlah kegaduhan adu kekuatan, melainkan kegaduhan yang produktif. Sebab terdapat adu pemikiran di dalamnya.

"Itu kegaduhan wacana yang bagus bukan kegaduhan adu kekuatan. Waktu konflik Polri-KPK itu kegaduhan adu kekuatan, itu enggak ada wacananya. Kalau Rizal Ramli itu lempar pemikiran wacana," kata Thamrin. (bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER