Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolda Jambi Brigjen Pol Lutfi Lubihanto menginstruksikan seluruh Polres dan Polresta di wilayah Jambi agar menyiapkan rumah singgah untuk mengevakuasi korban asap.
Juru Bicara Polda Jambi, AKBP Kuswahyudi Tresnadi, mengatakan Kapolda menginstruksikan rumah singgah nantinya dilengkapi dengan peralatan dan tenaga medis.
"Hal ini dilakukan agar peran polisi di setiap daerah dapat dirasakan langsung oleh masyarakat terutama yang kena kabut asap. Rumah singgah nantinya sebagai pelayanan terhadap korban kabut asap," kata Kuswahyudi, seperti dilansir dari Antara, Selasa (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Polda Jambi sendiri tengah menyiapkan tiga rumah singgah di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Jambi, gedung Siginjai Polda Jambi, dan Rumah Pintar Putro Paduko Berhalo. Ketiga rumah singgah itu dipastikan sudah siap untuk menerima kedatangan korban kabut asap khusus anak-anak.
"Paramedis di rumah singgah sudah siaga 24 jam untuk melayani," katanya.
Kuswahyudi menjelaskan, saat ini rumah singgah di rumah pintar Polda Jambi telah menyiapkan 25 tempat tidur lipat, sarana bermain dan juga dilengkapi dengan pendingin udara.
Sedangkan di Rumah Pintar Putro Paduko Berhalo di kawasan Thehok, Kota Jambi, dipastikan dapat menampung sebanyak 25 hingga 30 orang, yang dilengkapi dokter dan peralatan medis.
Sementara itu untuk rumah singgah di Gedung Siginjai di Mapolda Jambi, disiapkan untuk menampung 50-70 orang korban, sedangkan SPN Polda Jambi diharapkan dapat menampung 250-300 orang korban.
Padang Masih Dihadang AsapBadan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ketaping di Padangpariaman, Sumatera Barat (Sumbar) melaporkan jarak pandang di Kota Padang pada Selasa pagi masih terbatas hanya sekitar 800 meter, akibat kabut asap.
"Dibandingkan kemarin, pagi ini sedikit membaik karena pada Senin sempat mencapai 700 meter," kata Analisis Cuaca BMKG, Ketaping Neli Elvira, saat dikonfirmasi di Padang, Selasa.
Dia mengatakan hingga siang diperkirakan kondisi ini akan bertahan, dan kalau pun ketebalan kabut asap berkurang tidak akan banyak.
Menurutnya, ketebalan kabut asap hanya akan berkurang jika pada sumber titik panas terjadi hujan. Sementara untuk peluang hujan dia mengatakan belum terlihat untuk hari ini.
"Kalaupun ada hanya intensitas ringan pada malam hari," katanya.
Sementara berdasarkan hasil pengamatan Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang pada pukul 08.00 WIB indeks partikel dalam udara mencapai 303 mikrogram per meter kubik atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Berdasarkan pantauan, kabut asap yang menyelimuti Kota Padang terlihat masih pekat sehingga matahari terlihat berwarna oranye.
Di jalan raya terlihat pengendara memakai masker dan sebagian pengendara menghidupkan lampu kendaraan. Selain pekatnya asap, menyengat juga aroma kuat di luar ruangan sehingga terasa mengganggu.
Sementara Dinas Pendidikan Kota Padang telah mengeluarkan kebijakan meliburkan seluruh murid TK dan SD di kota itu mulai 27 Oktober sampai 29 Oktober 2015 akibat pekatnya kabut asap yang menyelimuti.
"Mengacu kepada surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang pendidikan di daerah yang terdampak kabut asap, akhirnya diputuskan tiga hari ke depan seluruh murid TK dan SD libur," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Habibul Fuadi.
Menurut dia dalam aturan tersebut dijelaskan jika indeks partikel dalam udara di atas 200 mikrogram maka murid TK dan SD sudah harus diliburkan.
"Sedangkan jika jika indeks partikel dalam udara di atas 300 mikrogram maka siswa SMP dan SMA juga akan diliburkan," katanya.
Dia menyebutkan terdapat sekitar 120 ribu murid TK dan SD yang diliburkan mulai hari ini. Habibul memastikan keputusan ini akan tersosialisasikan dengan baik melalui jaringan yang ada dan sistem komunikasi yang dimiliki Dinas Pendidikan.
"Kami akan terus mengevaluasi jika pada 30 Oktober kabut asap masih parah maka akan dibuat keputusan baru," ujarnya.
(antara)