Aplikasi Global Forest Watch Ungkap Titik Api di Area Konsesi

Abraham Utama | CNN Indonesia
Jumat, 30 Okt 2015 16:40 WIB
Data konsesi lahan pada aplikasi Global Forest Watch dipasok oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Lawan kebakaran hutan dan lahan. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana memiliki aplikasi yang dapat menunjukkan informasi kebencanaan secara real time. Melalui aplikasi Global Forest Watch, pemerintah sebenarnya dapat memetakan titik panas yang berada di area konsesi korporasi.

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan hal itu kepada CNN Indonesia.

Sutopo berkata, keberadaan aplikasi Global Forest Watch di Indonesia diinisiasi oleh Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan serta Badan Pengelola Reduksi Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan (REDD+).
Setiap hari, aplikasi tersebut dapat mendeteksi koordinat dan jumlah titik api. Sebagaimana ditunjukkan Kepala BNPB Willem Rimpangilei pada sejumlah menteri yang mendatangi Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana BNPB, Jakarta, Selasa (27/10) lalu, titik panas terdapat pada area konsesi korporasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika menjelaskan sistem kerja aplikasi Global Forest Watch, Willem mencontohkan titik panas yang berada di area PT Bumi Andalas Permai, perusahaan yang bermitra dengan PT Sinar Mas Forestry.
Sutopo menuturkan, data konsesi lahan pada aplikasi itu dipasok oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tak hanya BNPB, kementerian yang dipimpin Siti Nurbaya Bakar itu juga dapat mengakses informasi dari Global Forest Watch.

Belakangan, meski tidak sedikit titik api terdeteksi di area konsesi mereka, PT Bumi Andalas Permai membantah telah melakukan pembakaran lahan secara sengaja.

"Sejak berdiri dan memulai usaha pada 2004, PT BAP berkomitmen tidak melakukan pembakaran hutan untuk mengosongkan lahan," ujar juru bicara PT BAP, Effendi, di Palembang, Kamis (29/10).
Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Rasio Ridho Sani mengatakan kementeriannya mencatat terdapat 421 titik kebakaran di dalam lokasi pemegang izin. Ia berujar, KLHK menduga kebakaran hutan terjadi di lebih dari 400 lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan itu tersebar di Kalimantan Tengah, Sumatra Selatan, Riau, dan Jambi.

"Tetapi kami belum bisa pastikan, masih terus dicek. Kami belum lihat apakah ini terbakar atau sengaja dibakar. Kami akan membuktikannya di pengadilan hukum pidana," ujarnya pekan lalu.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, Global Forest Watch mencatat jumlah emisi gas rumah kaca Indonesia telah malampaui Rusia yang sebelumnya berada di peringkat empat dalam tabel negara penyumbang greenhouse gas emissions terbesar.

Akibat kebakaran hutan dan lahan yang meluas sejak kuartal kedua 2015, emisi gas rumah kaca yang dihasilkan Indonesia juga telah melewati total emisi yang diproduksi Brasil setiap tahunnya. (bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER