Palembang, CNN Indonesia -- Sekitar 10 ribu hektare lahan milik PT Bumi Andalas Permai (BAP), salah satu perusahaan kelompok Sinar Mas Forestry, di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan, terbakar. BAP menolak tuduhan yang mengatakan perusahaan sengaja melakukan pembakaran lahan mereka sendiri.
Juru Bicara BAP Effendi mengungkapkan, perusahaan sudah memiliki kesepakatan bahwa mereka tidak akan melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan. Kesepakatan dibuat sejak perusahaan tersebut berdiri sekitar 11 tahun lalu.
"Sejak berdiri dan memulai usaha pada 2004, PT BAP berkomitmen tidak melakukan pembakaran hutan untuk mengosongkan lahan," ujar Effendi di Palembang, Kamis (29/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Effendi mengklaim, kebakaran yang melanda lahan konsesi BAP bukan berasal dari lahan mereka melainkan dari hutan lindung di bagian utara lahan konsesi perusahaan. Effendi bahkan menyayangkan kebakaran hutan yang telah melahan habis hutan pohon akasia yang ditanam perusahaan.
Pohon Akasia yang terbakar usianya sekitar tujuh tahun yang berarti siap panen. "Lihat saja kemarin, ini pohon siap panen yang terbakar," ujarnya.
Sementara itu salah satu District Manager di konsesi BAP, Dedi Lubis mengungkapkan, kebakaran telah melanda empat distrik milik perusahaan. BAP memiliki sekitar tujuh distrik dengan luas lahan keseluruhan 190 ribu hektare.
Dedi mengatakan, untuk memadamkan api berbagai cara telah dilakukan oleh regu pemadam kebakaran (RPK) BAP. Alat berat diturunkan untuk membantu proses pemadaman.
"Alat berat digunakan untuk menerobos hutan agar bisa memadamkan api di dalam, itu kami merusak pohon kami sendiri untuk masuk ke dalam hutan," tutur Dedi.
"Kami juga memiliki sekat api selebar 60 meter, sekarang sekat api sepanjang 500 meter sedang disiapkan untuk mencegah penyebaran api."
104 Pemadam DiterjunkanDedi mengklaim, BAP telah bekerja maksimal memadamkan api yang melanda lahan konsesi mereka. Regu Pemadam Kebakaran (RPK) milik BAP hampir seluruhnya diterjunkan ke lokasi kebakaran.
Total personel gabungan yang diturunkan ke konsesi PT BAP berkisar pada angka 1004 personel. Angka tersebut berasal dari RPK BAP, Masyarakat Peduli Api, serta anggota TNI yang didatangkan dari Jakarta.
Untuk TNI, Dedi mengatakan jumlah yang ada di BAP sekitar 130 personel. Sementara sisanya berasal dari MPA dan RPK. "30 persen tim gabungan dari MPA, sisanya adalah RPK," kata Dedi.
Sementara itu salah satu personel RPK, Dodi, mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki rasa takut saat melakukan proses pemadaman di lapangan. Dia mengaku telah diberikan pengetahuan terkait cara pemadaman api.
"Kami tidak takut karena sudah terlatih," ujar Dodi.
Menurut Dodi, yang menjadi kendala utama adalah jika posisi api di lapangan membentuk huruf "U" yang artinya mengelilingi tim gabungan. Jika itu terjadi maka tim harus bergegas kembali ke belakang sebelum api membentuk huruf "O" dan membuat mereka tidak bisa keluar dari lokasi kebakaran.
"Kami akan masuk ke dalam kanal seandainya api sudah menyebar. Kami mengutamakan keselamatan kami dulu," ujarnya.
(rdk)