Jakarta, CNN Indonesia -- Adanya kabar pengemudi Gojek bakal menggelar mogok ditanggapi beragam oleh para pengemudi. Tak semua pengemudi setuju dengan unjuk rasa yang disebut-sebut akan dilakukan di kantor Gojek di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Selasa ini (3/11).
M Iqbal (40), salah seorang pengemudi Gojek mengaku tidak ikut-ikutan dengan adanya rencana aksi protes terhadap pihak manajemen Gojek. “Saya sudah mendengar kemarin katanya hari ini mau ada demo tapi saya enggak mau ikut,” kata Iqbal kepada CNN Indonesia.
Alasan Iqbal tidak ikut demo karena menganggap aksi tersebut tidak bakal membawa hasil. “Enggak pengaruh, enggak ada manfaatnya. Buat saya yang penting tetap membawa Gojek hari ini demi memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Iqbal yang biasa
standby di seputaran Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut perhitungan, kata Iqbal, adanya perubahan kebijakan tarif dan soal bonus tidak terlalu berdampak terhadap penurunan penghasilan pengemudi Gojek. “Kalau pengemudi Gojeknya rajin tidak begitu berpengaruh sebenarnya,” tuturnya.
Manajemen Gojek melakukan perubahan kebijakan penurunan tarif dan bonus. Mulai 2 November, tarif jarak per kilometer yang sebelumnya Rp 4.000 kini diubah menjadi Rp 3.000 per kilometer. Adapun bonus Rp 50 ribu per hari yang sebelumnya didapat mitra pengemudi dari mengumpulkan lima poin, kini hanya dapat diperoleh jika mengumpulkan delapan poin per hari.
Iqbal menambahkan dirinya sebenarnya lebih mengutamakan pemasukan penghasilan dari mengantar barang atau makanan ketimbang mengantar penumpang karena terkait perolehan poin untuk bonus.
Serupa dengan Iqbal, Budi (37), seorang pengemudi Gojek lainnya memilih tidak ikut menggelar aksi. Ia tetap bekerja dan mengantarkan penumpang seperti biasa pada hari ini. "Saya kerja saja lah, kasihan anak di rumah nangis minta jajan," ujarnya.
(obs/obs)