Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan ton sampah yang dihasilkan warga Jakarta membuat Pemprov DKI Jakarta bergantung dengan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang dalam pembuangan sampah dan pengelolaannya. Pemprov DKI Jakarta baru akan menyiapkan dua tempat pengelolaan sampah alternatif di Jakarta, yaitu di Sunter dan Cilincing.
Menurut Kepala Dinas DKI Jakarta, Isnawa Adji mengatakan saat ini sampah yang dihasilkan DKI Jakarta mencapai 6.000-7.000 ton per hari. Selain TPST Bantargebang, hingga saat ini, Jakarta belum memiliki alternatif tempat pembuangan sampah. Rencana pembangunan Intermediet Treatment Facilities (ITF) baru akan dilakukan saat ini.
"Rencananya akan dibangun ITF di Sunter dan Cilincing. Tapi pembangunan kan butuh waktu, setidaknya dua tahun, saat ini masih tahap penyusunan dokumen sama
visibility studies," kata Isnawa, ketika ditemui CNN Indonesia, Rabu (4/11).
Namun, Isnawa menjelaskan jumlah sampah yang akan tertampung di dua lokasi tersebut tidak sebanding dengan daya tampung di TPST Bantargebang. Rencananya, ITF di Sunter akan dibangun di atas lahan dengan luas total 8 hektare, sedangkan ITF Cilincing akan dibangun dengan luas lahan 7 hektare. Daya tampung keduanya diperkirakan hanya sebesar 2.500 ton sampah.
"Daya tampung masing-masing, Sunter itu sekitar 1.500 ton, untuk ITF Cilincing sekitar 1.000 ton, sampah kita ke Bantargebang 7.000 ton, artinya kita masih bergantung pada TPST Bantargebang," ujar Isnawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(pit)