Jakarta, CNN Indonesia -- Warga Kota Mataram, Lombok, tidak merasa khawatir dengan dampak dari peningkatan aktivitas Gunung Barujari yang terdapat di Kaldera Gunung Rinjani beberapa hari belakangan.
Afrian Wahyudi (30), seorang warga asli Mataram, mengatakan bahwa belum ada perubahan aktivitas sehari-hari warga yang tinggal di ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat hingga saat ini. Menurut Nay, sapaan Afrian, warga Mataram masih melakukan kegiatannya seperti biasa karena belum merasakan dampak dari peningkatan aktivitas Gunung Barujari hingga hari ini.
"Kondisi di Mataram masih aman. Tidak ada hujan abu di kota sampai sekarang. Masih normal-normal saja aktivitas warga," ujar Nay kepada CNN Indonesia, Rabu (4/11).
Gunung Barujari, dikatakan Nay, sebetulnya sering mengalami peningkatan aktivitas selama ini. Namun, aktivitas vulkanik anak Gunung Rinjani itu memang terlihat sangat meningkat beberapa waktu belakangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seringnya Gunung Barujari mengalami peningkatan aktivitas vulkanik selama ini menjadi sebab tidak adanya kepanikan warga yang hidup di Mataram maupun kaki gunung tersebut saat ini.
"Sebenarnya sering Anak Rinjani seperti ini, makanya tidak ada kehebohan dari orang-orang. Tapi yang sekarang memang intensitasnya agak tinggi sih," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pengungsian belum dilakukan lantaran status gunung masih di level II.
"Status Gunung Rinjani masih Waspada (level II) dan hingga saat ini belum perlu ada pengungsian," kata Sutopo dalam keterangannya.
Terdapat 30 ribu lebih warga yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana (KRB) sekitar Gunung Rinjani. 30 ribu warga tersebut tersebar di tiga KRB yang ada di dekat Gunung Rinjani.
Data terbaru yang BNPB dapatkan per pagi ini, berdasarkan pengamatan PVMBG Pos Pengamatan Gunung Rinjani, erupsi paling baru terjadi sekitar pulul 02.45 WITA.
Abu yang berasal dari erupsi tersebut tersebar ke arah Barat Daya dan Barat Laut dari pusat letusan dengan kecepatan 10 knot. Sementara pantauan satelit Himawari menunjukkan abu vulkanik bergerak ke arah Barat hingga Barat Daya hingga ke Banyuwangi Jawa Timur.
(bag)