Soal Banjir, Peninggian Jembatan Sulit Dilakukan

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2015 11:57 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan peninggian jembatan sulit dilakukan karena tidak adanya jalur alternatif.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan sejumlah jembatan yang ada di wilayah Jakarta terlalu pendek dan berbahaya bagi pengendara saat banjir melanda. (DetikFoto/ Hasan Al Habshy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan sejumlah jembatan yang ada di wilayah Jakarta terlalu pendek dan berbahaya bagi pengendara saat banjir melanda. Hal itu diperburuk dengan turunnya permukaan tanah yang menyebabkan kondisi di bawah jembatan semakin mengkhawatirkan.

Sayangnya, rencana Ahok untuk membongkar dan meninggikan jembatan akan sulit untuk terealisasi. Alasan utama yang membuat itu sulit terealisasi adalah tidak adanya jalur alternatif pengganti jembatan tersebut.

"Kami berani bongkar jembatan, uang pun ada, tapi tapi ada jalan alternatif," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/11).
Ahok menambahkan pendeknya jembatan dan menurunnya tinggi permukaan tanah membuat air dengan leluasa melintas di kolong jembatan. Jika itu terjadi, sampah-sampah yang terbawa bisa menyebabkan banjir di wilayah tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seandainya rencana pengangkatan jembatan benar-benar terealisasi, Basuki mengungkapkan bahwa itu harus menunggu jalan layang untuk tol dalam kota dibangun.

Tak hanya penaikkan jembatan saja yang menunggu adannya jalan layang untuk tol dalam kota, Ahok mengatakan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) pun harus menunggu adanya jalan alternatif.
"MRT Timur Barat dari Cikarang ke Balaraja itu penting, tapi tak ada alternatif," katanya.

Oleh karena itu, dia berencana untuk membangun jalan layang di wilayah Sunter, Jakarta Utara, hingga Pulo Gebang, Jakarta Timur. Jika hal tersebut terealisasi, kata Ahok, pembangunan MRT dan program peninggian jembatan bisa dilakukan.

Banjir yang biasa terjadi di bawah jembatan, khususnya di Jalan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, tak hanya disebabkan oleh rendahnya jembatan ataupun permukaan tanah. Menurut Ahok, saringan di saluran air di jalan tersebut rusak dan akhirnya membuat banjir sering terjadi di sana.

Ahok berpendapat, seandainya saringan di lokasi tersebut dibiarkan begitu saja maka air pun belum tentu bisa mengalir dengan lancar dan cepat. Jika itu terjadi, maka pompa air di lokasi tersebut pun akan mati. Alhasil, banjir sudah pasti terjadi.

"Akhirnya memang semua harus ditunggu dengan alat berat juga, saya perintahkan 24 jam petugas alat berat harus siap siaga di Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet," katanya. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER