Bareskrim Temukan Titik Terang dari Keterangan RJ Lino

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Rabu, 11 Nov 2015 19:54 WIB
Saat ini, penyidik masih berfokus pada tersangka yang sudah ditetapkan, yakni Direktur Teknik Pelindo II Ferialdy Noerlan meski ada kemungkinan tersangka lain.
Direktur Utama PT Pelindo II Richard Joost Lino seusai menjalani pemeriksaan di Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta, Senin, 9 November 2015. RJ Lino diperiksa sebagai saksi terkait dugaan korupsi pembelian 10 mobile crane yang mangkrak di Pelindo II. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyidik Badan Reserse Kriminal Polri (Bareskrim) menemukan titik terang dalam kasus dugaan korupsi pada proyek pengadaan mobile crane di PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II).

"Setelah kami periksa Pak RJ Lino (Direktur Utama Pelindo II), kasus ini semakin terang, tidak lagi abu-abu," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Komisaris Besar Agung Setya di Markas Besar Polri, Jakarta, Rabu (11/11).

Namun, Agung tidak bisa mengungkapkan secara gamblang hasil pemeriksaan terhadap bos perusahaan pelat merah tersebut. Hal itu merupakan materi penyidikan yang tidak boleh dibuka kepada publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika ditanyai soal keterlibatan Lino dalam kasus ini, Agung belum mau memastikan. Saat ini, kata dia, penyidik masih berfokus pada tersangka yang sudah ditetapkan, yakni Direktur Teknik Pelindo II Ferialdy Noerlan.
"Direktur Teknik itu yang mengurus pengadaan barang. Dia yang bertanggungjawab," kata Agung.

Secara terpisah, Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Suharsono mengatakan tersangka kasus ini masih bisa bertambah.

Dia juga mengatakan, sejauh ini, penyidik telah memeriksa 49 saksi termasuk Lino sendiri untuk terus mendalami kasus tersebut.

"Tersangka mungkin bertambah. Ada juga saksi yang dipanggil belum menghadap, makanya kita tunggu, bagi yang menerima panggilan agar hadir," kata Suharsono.
Dalam kasus ini, penyidik mempermasalahkan pengadaan 10 mobile crane yang belakangan ditemukan mangkrak di Tanjung Priok. Alat-alat berat itu semula direncanakan untuk dikirim ke delapan pelabuhan berbeda di Indonesia.

Setelah diselidiki, diketahui delapan pelabuhan tersebut sebenarnya tidak membutuhkan 10 mobile crane itu. Karena itu, penyidik menduga ada motif korupsi di balik proyek tersebut. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER