Jakarta, CNN Indonesia -- Tokoh senior Partai Golongan Karya, Abdul Latief, meminta kepada pemimpin dua kubu Golkar yakni Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono untuk secara terbuka mundur dari kepengurusan masing-masing.
Hal ini dilihat Latief akibat kekalahan Golkar dalam pemilihan presiden dan pemilihan legislatif 2014 lalu. Ditambah putusan Mahkamah Agung (MA) yang menyatakan kembali kepada hasil Musyawarah Nasional (Munas) di Riau, yakni keduanya berposisi sebagai Ketua dan Wakil Ketua Umum.
"Keduanya pengurus yang gagal. Dua-duanya harus mundur dan serahkan pada yang lain untuk mengembangkan Golkar dengan program yang pas," kata Latief sat ditemui di Jakarta, Minggu (15/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Tenaga Kerja era Soeharto itu meminta kepada pengurus yang telah gagal, agar ikhlas dan mengundurkan diri. Setelahnya Latief, meminta agar digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga partai.
"Kalau dia mau maju lagi, ya silakan, tapi rasanya tak elok sudah kalah malah maju lagi. Ini mau menang apa kalah? Bikin pembaruan," kata Latief.
Latief mengatakan kemenangan Golkar dalam gelaran kontestasi politik nasional akan sulit tercapai jika tidak ada kesadaran dari para pengurus dengan membiarkan konflik semakin larut.
Latief lantas mencontohkan Partai Demokrat yang telah kalah pada gelaran Pilpres dan Pileg lalu dengan melakukan evaluasi internal dan berposisi di luar pemerintahan. Dengan demikian, Latief juga meminta kepada tokoh-tokoh muda untuk mempersatukan dan melakukan pembaharuan internal partai, serta tidak terjebak dengan dua kubu yang bertikai.
"Saya hanya mau satu, Munas yang bersih dan munculnya tokoh-tokoh muda. Coba cari format pendekatan yang cerdas," kata Latief.
Selain itu, menurutnya, proses kaderisasi harus dilakukan segera mungkin untuk mencari format yang tepat. Namun, Latief mensyaratkan tokoh muda harus solid terlebih dahulu dan mengajak komunikasi tokoh senior.
"Nah sekarang kita kembangkan format baru moral etika, karena ini yang hampir tidak ada," ujar Latief.
Sementara, Ketua DPP Golkar hasil Munas Ancol, Ace Hasan menilai ada suatu hal yang hilang dari Partai Golkar terkait moralitas dan etika.
"Seharusnya diajarkan senior, bagaimana kami beretika dan moralitas yang baik," kata Ace.
Ace menyimpulkan arah yang dihasilkan dari kunjungan ke beberapa tokoh senior adalah penyelesaian konflik melalui gelaran Munas sebagaimana diatur dalam AD/ART.
Selain itu, Ace mengatakan kunjungan ke tokoh-tokoh senior juga untuk memperkuat konsolidasi agar siap menghadapi konstelasi politik, terutama pemilihan umum 2019.
"Hasil kunjungan ke senior mempersiapkan rumusan, solusi tepat, untuk konsolidasi 2019," ujar Ace.
Pertemuan poros muda Golkar dengan Abdul Latief ini di antaranya dihadiri Andi Sinulingga, Ace Hasan, Lamhot Sinaga dan beberapa tokoh muda lain.
Sebelumnya, poros muda Golkar telah melakukan kunjungan kepada dua tokoh senior lainnya, yaitu Muladi dan Ginandjar Kartasasmita.
(obs)