Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull memberikan apresiasi tinggi kepada Presiden Jokowi saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G-20 yang berlangsung di Turki akhir pekan lalu.
"Kemarin sore di Bandara Halim (sebelum Jokowi berangkat ke Balikpapan), dikatakan pada KTT G-20, Obama dan Turnbull menyebut enam kali soal pertemuan mereka dengan Presiden Jokowi," ujar Luhut di Jakarta, Kamis (19/11).
Setelah Turnbull mengunjungi Jokowi di Jakarta pekan lalu, kata Luhut, kerja sama kedua negara akan kembali dipererat, termasuk hubungan kedua pemimpin negara secara pribadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut berkata saat ini pemerintah sedang menjajaki kemungkinan percakapan reguler antara Jokowi dan Turnbull melalui sambungan telepon.
Jika wacana komunikasi rutin via telepon tersebut terealisasi, ujar Luhut, maka hubungan antara kedua negara tidak akan turun ke titik nadir seperti sebelumnya, terutama pasca-isu penyadapan Australia terhadap pejabat tinggi Indonesia.
"Kalau ada masalah yang timbul, tidak perlu ada publikasi heboh seperti pada waktu-waktu lalu," kata Luhut.
November 2013, badan intelijen Australia disebut berusaha menyadap percakapan telepon Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pejabat tinggi Indonesia. SBY kala itu masih menjabat sebagai presiden.
Informasi tersebut muncul dari dokumen rahasia yang diserahkan Edward Snowden kepada Australia Broadcasting Corporation. Snowden merupakan mantan karyawan kontrak Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) yang belakangan membeberkan pelbagai dokumen rahasia CIA.
Dalam dokumen itu tertulis, target penyadapan pemerintah Australia lainnya adalah Boediono yang kala itu merupakan wakil presiden, Jusuf Kalla, juru bicara Yudhoyono untuk urusan luar negeri, dan Purnomo Yusgiantoro yang saat itu berstatus menteri pertahanan.
(agk)