Kapolda Tito Sebut Jaringan Santoso Sel ISIS di Indonesia

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2015 18:25 WIB
Kapolda Tito Karnavian mengatakan, hal yang mendasari tumbuhnya aksi terorisme adalah adanya konflik internal negara dan antar negara.
Olah TKP kontak senjata. (Antara Photo/Fiqman Sunandar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan perlu ada kerjasama antar negara dan instansi terkait dalam menanggulangi aksi terorisme yang terjadi di beberapa negara saat ini, terutama terhadap kelompok Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS). Pasalnya, aktivitas teroris timbul dan disebabkan oleh beberapa faktor.

"Jaringan ISIS ini adalah jaringan internasional termasuk selnya ada di Indonesia, di antaranya Santoso," ujar Tito di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (25/11).
Tito mengatakan, hal yang mendasari tumbuhnya aksi terorisme adalah adanya konflik internal negara dan antar negara. Oleh karena itu, dengan langkah menanggulangi konfilk tersebut secara bersama, aksi radikal diharapkan tidak berkembang dan tidak berdampak luas.

Tito menjelaskan timbulnya kelompok radikal juga disebabkan oleh situasi politik, ekonomi, dan ideologi. Faktor tersebut, kata Tito, bisa ditangani oleh instansi yang ada di dalam negara terkait.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita harapkan kerjasama di internal Indonesia juga semakin baik. Perlu kerjasama dari semua pihak, mulai dari Kepolisian, Tentara Nasional Indonesia, Bea Cukai dan lain-lain," ujar Tito.
Bekas Kepala Densus 88 itu menyampaikan, Kepolisian meminta Kementerian terkait juga berpartisipasi aktif dalam menanggulangi aksi terorisme di Indonesia. Pasalnya, penanggulangan teror tidak bisa diserahkan sepenuhnya oleh Kepolisian dan TNI.

"Masalah teroris juga harus melibatkan beberapa kementerian, seperti Kementerian Agama, Pendidikan dan Lembaga Pertahanan Nasional. Karena mereka bisa mengembangkan nilai-nilai nasional, toleransi dan lain-lain," ujar Tito.

Sebelumnya, aksi teror terjadi di beberapa negara seperti Paris dan Mali. Aksi teror tersebut dilakukan oleh kelompok radikal seperti ISIS yang memilki pandangan tersediri terhadap penerapan ideologinya. (bag)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER