Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyatakan tak benar puluhan bayi di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua, meninggal dalam waktu bersamaan.
Puan mengatakan kematian bayi-bayi itu disebabkan oleh epidemi, yakni penyakit menular yang berjangkit cepat di satu daerah yang luas. Angka 32 bayi, ujar Puan, merupakan perhitungan angka kematian dari pertengahan tahun lalu hingga bulan ini.
"Tidak benar terjadi kematian secara bersamaan sebanyak 32 bayi. Itu angka akumulatif dari Juni tahun lalu," ujar Puan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta.
Tim survei dan Tim Dinas Kesehatan Provinsi Papua, menurut Puan, telah meninjau langsung lokasi yang diduga menjadi tempat kematian massal bayi-bayi itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Verifikasi dan validasi terhadap isu kematian balita tersebut dilakukan pada 23-29 November 2015. Lamanya proses tersebut disebabkan oleh lokasi dan medan yang sulit dijangkau oleh tim.
"Letak geografis dan tempat untuk menuju ke sana tidak mudah. Perlu perjalanan darat, udara, bahkan jalan kaki sampai delapan jam," ujar Puan.
Di lokasi yang diduga terjadi kematian massal balita itu pun sebenarnya sudah terdapat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Namun, kata Puan, Puskesmas tersebut sulit dijangkau oleh masyarakat setempat.
Oleh karena itu Puan telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menyikapi permasalahan tersebut agar tingginya angka kematian balita dan orang dewasa tidak terjadi.
"Saya sudah memeinta Ibu Kementerian Kesehatan untuk membuat satu pelayanan kesehatan yang lebih tepat dan terjangkau oleh masyarakat di dana sehingga hal-hal seperti itu bisa diantisipasi," ujar Puan.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Papua melaporkan sebanyak 32 anak di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Papua meninggal dunia. Kematian seluruh balita tersebut diduga disebabkan oleh virus yang belum teridentifikasi.
(pit/agk)