Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan sedikit bingung dengan rekaman kotak hitam AirAsia QZ8501. Dalam
Cockpit Voice Recorder (CVR), terdengar suara pilot dan kopilot saling berkoordinasi saat pesawat menaikkan ketinggian.
“Ada perintah dari pilot untuk
pull down,” kata Ketua Subkomite Kecelakaan Udara KNKT Kapten Nurcahyo Utomo di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Selasa (1/12).
Perintah
pull down itu, ujar Nurcahyo, diberikan pilot kepada kopilot saat pesawat yang semula berada di ketinggian 32 ribu kaki mendadak mengalami kenaikan hingga ketinggian 38 ribu kaki. (Simak Fokus:
INVESTIGASI AIRASIA QZ8501 DIUMUMKAN)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Berdasarkan analisis Nurcahyo, ucapan
pull down tersebut sangat membingungkan. Di satu sisi,
pull berarti menarik setir yang akan membuat pesawat terus menanjak naik.
Sementara di sisi lain,
down berarti turun. Sementara jika pesawat diturunkan, yang harus dilakukan terhadap setir adalah mendorongnya.
"Maka dari itu perintah tersebut agak membingungkan," kata Nurcahyo.
Dengan fakta semacam itu, KNKT memberikan rekomendasi agar pilot memiliki standar dalam memberikan
call out atau kode selama penerbangan. Hal tersebut dilakukan agar tidak lagi terjadi miskomunikasi sepanjang penerbangan.
Terlepas dari rekaman CVR yang membingungkan itu, KNKT menyatakan kecelakaan QZ8501 bukan disebabkan oleh kesalahan manusia atau
human error.
"Penyidik mana pun tak akan menyebut bahwa ini dikarenakan
human error karena itu artinya menuduh," kata Ketua Investigasi Mardjono Siswosuwarno.
Pesawat AirAsia QZ8501 jenis Airbus A320 hilang kontak di sekitar Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Puing-puing pesawat yang membawa 155 penumpang dan tujuh orang kru itu ditemukan dua hari kemudian tersebar di Laut Jawa, dan pencarian besar-besaran digelar terhadap para korban.
(agk)