HASIL INVESTIGASI AIRASIA

KNKT Bingung dengan Perintah Pilot Saat QZ8501 Meluncur Naik

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 01 Des 2015 17:51 WIB
Ketika pesawat naik dari 32 ribu kaki ke 38 ribu kaki, pilot meminta kopilot untuk pull down. Pull berarti menarik setir sehingga pesawat naik, tapi down turun.
KNKT telah merilis hasil investigasi kecelakaan AirAsia. (ANTARA/R. Rekotomo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan sedikit bingung dengan rekaman kotak hitam AirAsia QZ8501. Dalam Cockpit Voice Recorder (CVR), terdengar suara pilot dan kopilot saling berkoordinasi saat pesawat menaikkan ketinggian.

“Ada perintah dari pilot untuk pull down,” kata Ketua Subkomite Kecelakaan Udara KNKT Kapten Nurcahyo Utomo di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Selasa (1/12).

Perintah pull down itu, ujar Nurcahyo, diberikan pilot kepada kopilot saat pesawat yang semula berada di ketinggian 32 ribu kaki mendadak mengalami kenaikan hingga ketinggian 38 ribu kaki. (Simak Fokus: INVESTIGASI AIRASIA QZ8501 DIUMUMKAN)

Berdasarkan analisis Nurcahyo, ucapan pull down tersebut sangat membingungkan. Di satu sisi, pull berarti menarik setir yang akan membuat pesawat terus menanjak naik.

Sementara di sisi lain, down berarti turun. Sementara jika pesawat diturunkan, yang harus dilakukan terhadap setir adalah mendorongnya.

"Maka dari itu perintah tersebut agak membingungkan," kata Nurcahyo.
Dengan fakta semacam itu, KNKT memberikan rekomendasi agar pilot memiliki standar dalam memberikan call out atau kode selama penerbangan. Hal tersebut dilakukan agar tidak lagi terjadi miskomunikasi sepanjang penerbangan.

Terlepas dari rekaman CVR yang membingungkan itu, KNKT menyatakan kecelakaan QZ8501 bukan disebabkan oleh kesalahan manusia atau human error.

"Penyidik mana pun tak akan menyebut bahwa ini dikarenakan human error karena itu artinya menuduh," kata Ketua Investigasi Mardjono Siswosuwarno.

Pesawat AirAsia QZ8501 jenis Airbus A320 hilang kontak di sekitar Selat Karimata pada 28 Desember 2014. Puing-puing pesawat yang membawa 155 penumpang dan tujuh orang kru itu ditemukan dua hari kemudian tersebar di Laut Jawa, dan pencarian besar-besaran digelar terhadap para korban.
(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER