HASIL INVESTIGASI AIRASIA

Kronologi AirAsia QZ8501 Jatuh ke Laut

Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Selasa, 01 Des 2015 15:22 WIB
Pesawat mengalami gangguan empat kali sebelum masuk kondisi stall atau kehilangan daya angkat, berguling 54 derajat ke kiri, naik ke atas, dan terjun ke laut.
KNKT membeberkan kronologi jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501. (ANTARA/Zainuddin MN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi membeberkan kronologi kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, dekat Kalimantan Tengah, pada 28 Desember 2014.

Berdasarkan hasil investigasi dari kotak hitam atau Flight Data Recorder QZ8501, terdapat sejumlah kondisi kerusakan yang diawali empat kali gangguan pada Rudder Travel Limiter Unit (RTLU). (Simak Fokus: INVESTIGASI AIRASIA QZ8501 DIUMUMKAN)

Ketua Subkomite Kecelakaan Udara Kapten Nurcahyo Utomo menjelaskan, gangguan pertama pada RTLU dimulai pukul 06.01 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Atas kerusakan ini, pilot melakukan tindakan sesuai prosedur Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM), kemudian problemnya hilang dan pilot melanjutkan penerbangan," ujar Nurcahyo dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Perhubungan, Selasa (1/12).
Gangguan kedua pada RTLU muncul pada pukul 06.09 WIB, dan pilot kembali melakukan prosedur ECAM atas gangguan tersebut. Namun empat menit kemudian muncul gangguan ketiga pada RTLU, dan pilot masih melakukan prosedur ECAM atas gangguan itu.

Baru pada gangguan RTLU keempat, yakni pada pukul 06.15 WIB, terdapat indikasi yang berbeda dibandingkan dengan tiga gangguan pertama. Seluruhnya tercatat oleh Flight Data Recorder.

"Pada gangguan keempat, awak pesawat me-reset circuit breaker dari Flight Augmentation Computer. Tindakan awak pesawak setelah gangguan keempat mengaktifkan tanda peringatan kelima," kata Nurcahyo.

Peringatan muncul enam kali sebelum akhirnya sistem autopilot dan auto-thrust pesawat tidak aktif. Sistem kendali pesawat akhirnya berganti dari normal law ke alternate law di mana proteksi tidak aktif.

"Pengendalian secara manual ini yang menyebabkan kondisi pesawat masuk ke dalam upset condition dan stall hingga akhir rekaman FDR," ujar Nurcahyo.
Dalam kondisi stall itulah, pesawat berguling enam derajat per detik hingga 54 derajat ke kiri. Saat itu pesawat masih dapat dikendalikan, namun ada input yang kemudian membuat pesawat naik ke atas.

"Hidung pesawat naik ke atas dengan sudut tertinggi 40 derajat. Ini satu kondisi di luar batasan terbang dan masuklah pesawat ke kondisi kehilangan daya angkat atau stall. Kondisi ini sudah di luar kemampuan pilot untuk recover," katanya.

Investigasi kemudian dilakukan pada catatan perawatan pesawat. Dalam 12 bulan terakhir, KNKT menemukan 23 gangguan terkait sistem RTLU di 2014.

"Hal ini diawali oleh retakan solder pada electronic module pada RTLU," ujar Nurcahyo.

KNKT menilai sistem perawatan pesawat tak menggunakan teknologi semestinya, sehingga perbaikan pada pesawat terbang menjadi tidak maksimal.

Puing-puing pesawat QZ8501 jenis Airbus 320 yang membawa 155 penumpang dan tujuh orang kru itu ditemukan dua hari kemudian tersebar di Laut Jawa.
(utami diah kusumawati/anggi kusumadewi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER