Jakarta, CNN Indonesia --
Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan dugaan aliran dana dari kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kini sedang diselidiki Badan Reserse Kriminal (Bareskrim).
Walau demikian, Polri belum bisa menyimpulkan dugaan yang berasal dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) itu. "Penyelidikan itu butuh waktu yang lama," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/12).
Dia menjelaskan, aliran dana berdasarkan hasil penelusuran PPATK masih perlu diselidiki lebih lanjut untuk dapat mengetahui siapa saja pihak-pihak yang terlibat.
"Informasi dari PPATK itu tidak harus dari sini ke sini," kata Badrodin sambil memperagakan gerakan lurus dengan tangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi bisa saja (aliran dana itu) berputar dan berlapis-lapis. Penyelidikannya butuh waktu," ujarnya.
Sebelumnya PPATK bekerja sama dengan Australian Transaction Reports and Analysis Centre (Austrac) mengungkap jaringan pendanaan terorisme transnasional yang melibatkan Indonesia dan Australia.
“Berdasarkan hasil kajian kami, kami menemukan pengiriman uang terkait terorisme dari Australia ke Indonesia mencapai miliaran. Ada sekitar Rp7 miliar,” kata Wakil Kepala PPATK Agus Santoso di Jakarta.
Dana Rp7 miliar itu, ujar Agus, berasal dari warga negara Australia, bukan warga negara lain atau warga negara Indonesia yang tinggal di Australia. Dana tersebut, menurut PPATK, terhitung cukup besar dan dikumpulkan sedikit demi sedikit oleh teroris.
(pit)