Ryamizard Akan Menghadap Presiden Bahas Helikopter VVIP

Resty Armenia, Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 15:40 WIB
TNI AU menyebut helikopter pilihan mereka, AgustaWestland 101, punya teknologi lebih tinggi dari jenis Super Puma yang saat ini dimiliki armada militer RI.
Menteri Ryamizard akan membahas pembelian helikopter VVIP dengan Presiden Jokowi. (ANTARA/Septianda Perdana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan pembelian helikopter VVIP merupakan tanggung jawab kementerian yang ia pimpin. Meski begitu, anggaran pengadaan tak serta-merta diajukan, namun lebih dulu melihat hasil kajian yang dilakukan TNI Angkatan Udara selaku pengguna.

“Pengadaan oleh Kemhan, tapi yang paling tahu keperluannya kan TNI AU. Saya lihat dulu, masuk akal tidak? Katanya harus menghadap ke Presiden dulu,” kata Ryamizard di Jakarta, Rabu (2/12). Jokowi hari ini tiba di Indonesia usai menghadiri KTT Perubahan Iklim di Paris.

Pengajuan anggaran pengadaan helikopter VVIP, kata Ryamizard, telah beberapa kali disarankan oleh TNI AU. "TNI AU sudah mengkaji, ya sudah, tidak apa-apa,” ujarnya.
Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna sebelumnya mengatakan pilihan atas AW101 merupakan hasil kajian internal TNI AU. “Kajian dari skuadron VVIP, lalu diteruskan dikaji di Markas Besar TNI. Akhirnya saya putuskan beli AW101 untuk memenuhi rencana strategi 2014-2019. Kami mencari yang terbaik,” ujar dia. (Simak Fokus: HELIKOPTER UNTUK PRESIDEN)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berteknologi tinggi

AgustaWestland AW101 yang dipilih TNI sebagai helikopter VVIP, kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, memiliki teknologi tinggi ketimbang helikopter yang saat ini dimiliki TNI, yakni jenis Super Puma.

“Kami ingin yang baru. Teknologinya harus lebih tinggi dari yang kami punya sekarang,” ujar Dwi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
AW101, menurut Dwi, merupakan jenis helikopter pengangkut berat, sedangkan Super Puma hanya mampu membawa muatan berkapasitas sedang.

"Kami ingin beli helikopter angkut berat. Banyak pilihan saat itu, tapi hasil kajian jatuh ke AW. Ini proses yang sudah lama, yang kami kaji dari level skuadron, komando operasi, TNI AU, sampai lapor Mabes Polri," ujar Dwi.
Dwi mengatakan, sembilan unit AW101 akan tiba satu per satu di Indonesia dalam kurun waktu 2016 sampai 2019. Helikopter-helikopter itu nantinya akan dioperasikan oleh tiga skuadron helikopter TNI AU, yaitu Skuadron 6, Skuadron 8, dan Skuadron 45.
(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER