Transkrip Rekaman Diduga Setya Novanto soal Freeport (III)

Tim | CNN Indonesia
Rabu, 02 Des 2015 20:55 WIB
Mahkamah Dewan memutar rekaman pembicaraan yang diduga terjadi antara Setya Novanto, Riza Chalid, dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.
Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan DPR mendengarkan rekaman percakapan terkait Freeport Indonesia. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mahkamah Kehormatan Dewan DPR memutarkan rekaman pembicaraan yang diduga terjadi antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha Muhammad Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Rekaman diperdengarkan Rabu petang (2/12) dalam sidang pemeriksaan MKD terhadap Menteri ESDM Sudirman Said selaku pelapor kasus dugaan pelanggaran kode etik oleh Setya Novanto terkait pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam lobi perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Berikut transkrip rekaman tersebut yang telah beredar luas di masyarakat:

MS: Maroef Sjamsoeddin
SN: Setya Novanto
MR: Muhammad Riza Chalid

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


MR: Pak, Pak. Hubungan Pak Luhut itu dekat sekali dengan Pak Jokowi. Kalau kasih sign beliau keluar, kasih sign, eh beliau kayaknya begini gini, rahasia ya. Ngerti nggak. Paling nggak Pak, kalau saya bilang confirm on, kalau meleset saya habis Pak.

MS: Ndak Pak. Kalau meleset komitmen, kalau sudah keluar komitmen tidak akan meleset Pak. Kalau sudah keluar komitmen. Seperti saham berapa persen Pak.

MR: Itu yang saya juga belum, yang belum.

MS: Bapak harus jelas juga berapa persen sahamnya. Karena itu bukan uang kecil lho Pak soal saham itu dan nilai aset Freeport itu bukan main.

MR: Kedua, nilainya berapa. Sama yang itu kan diambilnya harus untung, biar pinjaman bisa recover

MS: Mungkin harus jelas juga Pak, supaya anunya, perhitungannya lebih jelas juga.

MR: Bapak itu sudah jalan divestasi sudah berapa persen?

MS: 30 persen yang sudah jalan.

MR: Yang sudah jalan 9 persen dong

MS: 9,3 persen. Dipegang BUMN.

SN: Kalau gak salah itu Pak Luhut sudah bicara.

MR: Pak Luhut sudah bicara

SN: Pak Luhut bicara dengan Jim Bob. Pak Luhut udah ada unek-unek Pak.

MR: Pak, kalau gua, gua bakal ngomong ke Pak Luhut janganlah ambil 20 persen, ambillah 11 persen kasihlah Pak JK 9 persen. Harus adil, kalau enggak ribut.

SN: Iya. Jadi kalau pembicaraannya Pak Luhut di San Diago, dengan Jim Bob, empat tahun lalu. Itu, dari 30 persen itu, dia memang di sini 10 persen. Sepuluh persen dibayar pakai deviden. Jadi dipinjemin tapi dibayar tunai pakai deviden. Caranya gitu, sehingga menggangu konstelasi ini.

Begitu dengar adanya istana cawe-cawe, Presiden nggak suka, Pak Luhut ganti dikerjain. Kan begitu. Sekarang kita tahu kuncinya. Kuncinya kan begitu begitu lhp hahahaha. Kita kan ingin beliau berhasil. Di sana juga senang kan gitu. Strateginya gitu lho.. Hahahaa.

MS: Lobbies.

MR: Untuk pertama kali, berapa yang saya olah. Disampaikan, kalau cawe-cawe kan dia juga kerja di konsultan. Dia kan kalau konsultan datang, dia langsung bikin titik.

MS: Ada saya baca.

MR: Saya punya presentasinya. Habis presentasi sedetail itu, habis itu langsung saya telpon. Tanggal berapa itu.

SN: Sekarang sudah digarap sama Bung Riza. Hahahaa… Saya tahu Pak.

MS: Tanggal 14.

MR: Memang kita tidak mau mencampuri politik. Tapi kenyataannya baerier politik itu ada. Kerjanya cepat.. Makanya…. dan happy. KIta akan kasih pengertian. Pak Luhut pasti oke. Karena Pak Luhut gak terlalu gini juga. Kita happy-happy semua Pak. Kalau bapak happy, kita semua juga happy.

SN: Kita happy Pak kalau Bung Riza yang mengatur.

MR: Bukan, kita kerja, kita kan sunggung-sungguh kerja ya Pak ya. Ada prospek. Insya Allah, Allah kasih rezeki. Berjalan. Kan masalah banyak disitu. Sampai empat tahun Pak.

MS: Nggak setahun saja, ini selesai urusan monster.

MR: Kalau itu itu bisa sampai 25 tahun.

MS: Lama itu Pak. Nggak cuma ini aja Pak. Setiap pembangunan di Papua nanti butuh power tinggal nambah, nambah, nambah Pak.

SN: Pinter ini dibayar sama itu.

MR: Menurut saya, cara itu elegan. Freeport yang kontrol, harga dikendali. Freeport bantu cari guarantee, pinjaman. Terus, di sana cicil bagus, bisa kredit guarantee sesuai. Yang enak gitu lho pak. Freeport yang kontrol, semua jalan semua. Pengendali. Kalau kita bikin CSR ke orang-orang kampung kita bisa. Ada Freeport juga di situ. Itulah Pak, bagus sekali itu. Kalau itu misalnya sama China. Jepang itu lain lagi.

MS: Teknologi mau pakai teknologi mana?

MR: China? Gampang itu Pak.

MS: Enggak, kalau begini Pak.

MR: Dari China. Oh bisa.

MS: Ini kan perusahaan Amerika, harus dilihat juga. Jangan lupa yang kecil-kecil gitu. Biar strateginya nyambung nanti Pak.

MR: Turbin dapat kredit ekspor dari sana.

MS: Itu Pak, smelter Papua sudah ada statement bersama. Pemda Papua akan mencari investor. Statement bersama dihadiri oleh Komisi 7, Ketua DPRP, Ketua MRP, ada Menteri ESDM. Statement bersama.

SN: Yang waktu itu ya

MS: Iya. Dan Gubernur mendukung pembangunan smelter. Freeport di Gresik. Kalau dia punya smelter jadi, Freeport akan menyuplai konsentratnya dengan perhitungan B to B ke smelter yang sudah ada akan dibangun. Begitu Pak

SN: Perjalanan tambah sudah mulus dong

MS: Sudah ada komitmen, Gubernur Lucas itu sudah mengeluarkan statemen itu. Cuma kan ada kemungkinan, ini gubernur punya pemikiran bahwa semua smelter semua spesifikasinya sama.

Di setiap komoditas minerail itu, mainnya itu beda. Tidak bisa tembaga atau emas itu makan nikel atau bauksit. Di pergi ke China nyari. Teknologinya nikel dan bauksit. Kalau teknologi tembaga emas itu adanya di Jepang. Dia salah langkah Pak. Gitu loh Pak. Makanya dia agak mandek mau membangun smelter. Kan teknologinya beda pak. Njlimet itu pak teknologi setelah saya pelajari. Yang top itu teknologinya Mitshubishi.

MR dan SN: Ooooooo.

MS: Untuk smelter. Memang gila itu, Jepang memang top. Tidak pakai kimia, semua fisik. Makanya Freeport itu tidak ada proses kimia dalam pemurnian. Salah langkah dia untuk Papua. Harusnya dia lakukan ini dulu, sudah betul.

 Bangun dulu Papua secara keekonomian. Bangun dulu infrastruktur Papua secara keekonomian. Jangan bangun smelter dulu di depan. Bagaimana mau bangun smelter kalau enggak ada listrik, enggak ada pelabuhan, enggak ada jalan, enggak ada air bersih, enggak ada  gas. Mahal Pak. Bangun dulu nilai keekonomian. Makanya itu Keppres-nya sudah betul. Makanya Bappenas, sudah cocok itu. Bangun dulu infrastruktur, bagun pabrik semen, pabrik pupuk.

SN: Sudah Pak. Kemarin itu saya diarahkan sama Bu Rini, Menteri ESDM jadi nanti itu ditunjuk di Bintuni. Bintuni itu arealnya 6000 hektar. Itu dibuat di sana itu pabrik pupuk, Antam juga disitu, pelabuhan bukan hanya Sorong Pak tapi di situ. Sehingga ini sebenarnya untuk menunjang perekonomian itu. Ini lagi mulai pembuatan-pembuatan itu yang pihak Dirut Antam, Pak Budi ketemu saya waktu itu, memang betul sedang membuat. Gasnya selain gasnya itu dari apa itu yang di sana…

MS: Tangguh.

SN: Tangguh, tetapi juga dari Malaysia, dari Ginting. Mereka dapat itu.

MR: Genting, genting.

SN: Genting

MR: Benar itu Pak. Ada 5 Tcf cadangan di Papua. Itu yang akan disuplai ke tempatnya Bapak.

MS: Bintuni kalau mau membawa nanti konsentratnya dari Timika, coba dilihat kondisi geografinya Pak, bagimana berapa cost deliverynya. Faktor cuaca melalui laut. Kalau lewat darat wah pembangunannya gila berat, very costly. Bapak harus lihat line costnya, garis pantainya untuk membawa konsentrat dari Timika ke situ.

SN: Ya ya ya.

MS: Kenapa tidak dari Timika dibawa ke Gresik. Karena line costya gampang. Kalau mau dibawa ke Papua harus lihat dari garis pantai

MR: Ooo geografi dengan cost-nya ya.

MS: Harus lihat itu Pak. Modal.

MR: Kalau begitu, tidak ada jaminan pupuk bangun, tidak ada jaminan semen bangun. Sehingga revisinya. Makanya gandeng kita. Mau bangun enggak, gitu. Tapi kalau dipressing nggak ada semua. Orang yang ngasih duit uang ke Freeport, sudah pasti oke, sudah pasti dibeli nih.

MS: Off taker-nya banyak.

MR: Banyak off taker-nya.

SN: Iya purchasing guarantee

MS: Harus integreted Pak. Susah ini Pak.

MR: Kalau orang mau menggaransi, off taker baik pasti bangun pabrik pupuk. Bangun di sana.

MS: Itu nanti menjual hasil konsentrat itu secara internasional juga harus dipikiran market-nya.

Berlanjut ke transkrip rekaman bagian IV.
(agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER