Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan telah bersepakat dengan Presiden Joko Widodo untuk membersihkan segala sesuatu yang berkaitan dengan dugaan pencatutan nama mereka demi mendapatkan saham PT Freeport Indonesia.
JK mengaku mengikuti sidang perdana Mahkamah Kehormatan Dewan atas dugaan pelanggaran etika Ketua DPR Setya Novanto. Persidangan digelar terbuka dan dipertontonkan ke masyarakat luas kemarin (2/12) malam.
"Bapak presiden dan saya, setelah kemarin mendengarkan semua, bertekad membersihkan apapun yang terjadi kemarin," ujar Jusuf Kalla, Kamis (3/12).
Hal itu disampaikannya dalam pidato pembukaan Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mempertanyakan masih banyaknya petinggi lembaga negara yang tidak takut melakukan korupsi. Padahal, sudah banyak contoh pimpinan lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif yang menjadi tahanan karena korupsi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menahan sembilan menteri, dua ketua umum partai politik, dua gubernur Bank Indonesia, 19 gubernur, 44 anggota DPR dan sejumlah hakim.
"Meskipun keras pemberantasan korupsi, tetapi tetap saja ada oknum di DPR dan pemerintahan yang tidak punya rasa takut untuk berbuat," katanya.
Oleh karena itu, dia menyambut baik Mahkamah Kehormatan Dewan yang memperdengarkan rekaman pembicaraan terkait dugaan memperkaya diri sendiri yang dilakukan Ketua DPR Setya Novanto.
Rabu (2/12) malam, Ketua MKD Surahman Hidayat menyetujui diputarnya rekaman pembicaraan Ketua DPR Setya Novanto, Bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan Pengusaha Riza Chalid.
"Kami menghargai keterbukaan dan dalam keterbukaan itu diketahui semuanya apa kejadian yang terjadi di bangsa ini," katanya.
(utd)