Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 32 unit derek otomatis yang dibeli Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta telah resmi dioperasikan mulai hari ini, Selasa (8/12). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun memiliki harapan agar unit derek tersebut bisa beroperasi selama 24 jam.
Ahok, sapaan Basuki, menjelaskan bahwa keputusan pengoperasian unit derek selama 24 jam akam tergantung pada insentif yang akan diterima.
"Jika kami ada insentif, maka mereka (Dishub) bisa mengadakan tiga shift untuk 24 jam," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta hari ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seandainya pengoperasian akan dilakukan dalam tiga shift maka lapangaj kerja untuk para sopir pun akan terbuka. Dengan tiga shift tersebut Ahok mengatakan perlu 100 orang sopir ditambah kernet yang bertugas mengoperasikan alat yang ada.
"Ini kan jadi bisa menyerap tenaga kerja, gajinya akan dua kali UMP," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dishubtrans Andri Yansyah mengungkapkan, untuk saat ini unit derek baru bekerja dalam dua shift yang dibagi mulai pagi hingga sore hari. Maka dari itu dia pun berharap dengan tambahan unit, keinginan operasi 24 jam bisa direalisasikan.
"Sekarang ini baru dari 08.00 WIB sampai 17.00 WIB dibagi dalam dua shift," katanya.
Anggaran yang dikeluarkan untuk membeli 32 unit derek, kata Andri, Pemprov DKI mengalokasikan hingga dari Rp35 miliar. "Anggararannya Rp1,1 miliar per unit," kata Andri.
Andri menjelaskan, pada sepanjang tahun 2015, Dishubtrans DKI Jakarta telah menderek 8 ribu lebih kendaraan roda empat yang berhenti atau parkir di sembarang tempat. Mobil-mobil tersebut diderek dari lima wilayah utama yang ada di DKI Jakarta.
Sebagai catatan, dari 8 ribu lebih kendaraan yang diamankan sejak Januari 2015, Pemprov DKI telah mendapatkan retribusi mencapai Rp4,35 miliar. Dengan armada yang telah bertambah, Andri menargetkan tahun depan retribusi bisa meningkat hingga puluhan miliar.
"Nanti jika kami memainkan 47 unit maka bisa menargetkan retribusi hingga Rp25 miliar setahun, artinya dua tahun bisa dapat Rp50 miliar," katanya.
"Dengan pembelian yang cuma Rp 35 miliar maka dalam dua tahun sudah bisa balik modal."
(rdk)