Jakarta, CNN Indonesia -- Permasalahan lintasan kereta api sebidang di DKI Jakarta masih belum menemukan penyelesaiannya. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tetap pada pendiriannya bahwa yang harus dinaikkan bukan jalan kendaraan biasa, melainkan rel kereta api.
Ahok, sapaan Basuki, mengaku dirinya sudah membicarakan hal tersebut dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Menurutnya lintasan sebidang yang ada di Jakarta sudah sulit untuk ditutup karena tak ada akses lain.
"Saya sudah kontak dengan Pak Jonan dan masalahnya adalah kami tidak berani menutup seandainya tidak ada akses lain," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (8/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok menjelaskan bahwa pembangunan jalan layang untuk melintas di atas lintasan kereta api sebidang tetap dilakukan. Namun hal tersebut tidak membuat masyarakat Jakarta melintasi jalan layang tersebut.
Tetap saja, kata Ahok, masyarakat Jakarta membandel dan melintasi jalur kereta secara sembarangan. "Jadi kalau memang kami bisa menutup akan kami lakukan, tapi akses orang yang tinggal perumahan tak ada," ujarnya.
Terkait dengan keinginannya menaikkan jalur kereta api, Ahok mengakui itu akan sulit dilakukan mengingat kondisi lalu lintas di Jakarta yang sudah tidak kondusif. Ditambah lagi fakta bahwa niat menaikkan jalur kereta sudah didahului dengan dinaikkannya jalur kendaraan biasa.
Hal tersebut sangat disayangkan apalagi PT KAI sudah berencana untuk menaikkan frekuensi lalu lintas kereta api menjadi tiap satu menit.
"Seharusnya dari dulu itu, konsep awalnya, adalah jalur kereta yang naik tapi malah didahului oleh jalur tol. Jika jalur kereta ada di atas maka mau lewat tiap satu menit pun tak masalah," kata Ahok.
Maka dari itu untuk mengakali keinginan PT KAI yang menambah frekuensi kereta api menjadi tiap menit lewat, maka Ahok terus berupaya untuk membangun jalan layang. Dengan pembangunan jalan layang tersebut Ahok pun memperlihatkan bahwa dia mendukung program kereta tiap satu menit tersebut.
(obs)