Jakarta, CNN Indonesia -- Keterangan saksi Rohana teman dekat Margriet mengatakan merasa dibohongi terdakwa Margriet Megawe dan Agustay Hamdamay yang tidak terbuka terkait hilang dan terbunuhnya korban Angeline bocah perempuan berusia 8 tahun yang terkubur di Jalan Sedap Malam, Denpasar, beberapa waktu lalu.
"Saat dikabarkan Angeline Menghilang pada 16 Nei 2015, saya yang ikut mencari korban hingga mengantar Margriet melapor kehilangan anaknya itu ke kantor polisi dan ke kepala desa," ujar Rohana dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa.
Dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Edward Harris Sinaga itu, saksi mengaku kecewa dengan Margriet dan Agustay yang dengan sengaja tidak berterus terang kepadanya bahwa Angeline tewas terbunuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sudah dikecewakan ibu Margriet, karena Angeline sudah saya anggap anak saya sendiri dan saya tidak menyangka korban dibunuh dan terkubur di halaman rumah ibu angkatnya itu," ujarnya.
Selain itu, pihaknya saat mengetahui Angeline menghilang ikut mencari Engeline hingga disekitar rumah ibu angkatnya itu, namun dilarang oleh terdakwa untuk mencarinya di sekitar area rumah Margrit.
"Saat saya ingin membantu mencari hilangnya Angeline, Margriet mengatakan bahwa sudah mencarinya disekitar rumah, namun saat saya meminta untuk mengecek kembali, terdakwa melarang saya mencarinya," katanya.
Ia menutirkan, sudah mengenal terdakwa Margrit sejak lama saat bertemu di Tarakan, Kalimantan Timur yang saat itu belum mengadopsi Engeline.
"Saya kenal Angeline saat diadopsi baru berumur tiga hari oleh terdakwa dan sempat dibawa ke rumahnya," katanya.
Ia menerangkan, bertemu terdakwa kembali di Bali saat saksi datang kerumah Margrit pada 25 April 2015 untuk minta pecahan kramik.
Pihaknya tidak mengetahui kondisi Angeline selama di rumah ibu angkatnya Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali, karena tidak sering berkunjung ke rumah terdakwa.
"Sepengetahuan saya Angeline pernah dimarahi ibu angkatnya, namun untuk pemukul yang dilakukan terdakwa kepada Engeline saya tidak pernah liat," ujarnya.
Ia juga menerangakn, korban Angeline pernah dititipkan kepada saksi pada Tahun 2013 saat hendak terdakwa keluar kota. Saat itu, Angeline hanya dititipkan selama satu malam. Kemudian, diserahkan Angeline kepada pamannya bernama Ade dan tidak mengetahui kapan Margrit balik ke Bali.
Setelah, korban sudah masuk ke bangku pendidikan sekolah dasar, pihaknya melihat kondisi tubuh Angeline tampak kurus. "Saya juga pernah memandikan korban saat masih duduk di kelas I SD saat akan hendak sekolah dan tidak menemukan adanya bekas luka," ujar Rohana.
Sebelumnya, bocah Angeline yang duduk di kelas dua Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Sanur, Denpasar menghilang dari rumahnya pada 16 Mei 2015.
Namun, Angeline ditemukan meninggal terkubur di halaman rumah ibu angkatnya Margriet Megawe pada 10 Juni 2015.
(antara/sip)