Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Jakarta Agung Laksono berharap Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua DPR. Menurutnya, Setya nantinya tidak dapat bekerja dengan efektif apabila terus mempertahankan jabatannya tersebut.
Setya Novanto diduga melakukan pelanggaran etika karena mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla demi memuluskan perpanjangan kontrak karya PT Freeport Indonesia di Papua.
Karenanya, dia berpendapat Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie ini telah kehilangan kepercayaan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kami harapkan secara kenegarawanan Pak Novanto mundur. Kalau bertahan terus, juga tidak akan efektif," ujar Agung Laksono saat dihubungi, Selasa (8/12).
Dinamika politik kian memanas pasca pemeriksaan Setya Novanto di Mahkamah Kehormatan Dewan kemarin (7/12). Hal itu dikarenakan terlihatnya beberapa perlakuan khusus yang diberikan terhadap Setya, seperti pengamanan khusus, jalur keluar khusus, dan sidang secara tertutup.
"Bila sudah mundur, baru sistem politik akan reda," katanya.
Usai jalani pemeriksaan selama empat jam, Ketua DPR Setya Novanto menegaskan dirinya tidak bersalah atas dugaan pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Di pemeriksaan, Setya hanya membacakan nota pembelaan.
Tidak ada klarifikasi yang disampaikan Setya atas rekaman pembicaraannya dengan Bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan Pengusaha Riza Chalid.
(bag)