WAWANCARA KHUSUS

Menteri Luhut: Mau Bikin Besar Bisa, Mau Dibawa Santai Bisa

Hafizd Mukti Ahmad & Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Sabtu, 12 Des 2015 12:06 WIB
Luhut cukup geram dengan polemik yang berkembang belakangan. Namun ia tegaskan untuk segera mengakhiri kisruh dan tak lagi untuk bergaduh.
Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan saat memberikan keterangan pers terkait polemik Freeport yang menyeret namanya di kantor Kementerian Polhukam, Jakarta, Jumat, 11 Desember 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumat malam, di hadapan awak media, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan tampil berbeda. Pembawaan santai yang merupakan ciri khasnya sempat sirna.

Tegas ia katakan cukup geram dengan polemik yang berkembang belakangan. Soal Freeport, rekaman pembicaraan, keterkaitan dirinya dalam polemik pencatutan nama presiden merupakan pokok lantaran.

Dalam kesempatan yang singkat, Hafizd Mukti Ahmad dan Sandy Indra Pratama dari CNNIndonesia bisa berbincang khusus dengan sang menteri, usai ia melakukan jumpa media. Berikut beberapa petikan persoalan yang Luhut ceritakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seberapa besar menurut anda persoalan ini?
Ya tergantung kita. Mau bikin besar bisa, mau dibawa kecil dan santai juga bisa. Karena kalau mau selesai sebenernya bisa selesai. Apasih yang gak bisa diselesaikan? Sebab tak ada konspirasi di sini.

Nyaris tidak ada yang ditutupi, saya sudah jelaskan di jumpa pers soal rentetan sikap saya soal freeport. Beberapa memo saya menunjukkan itu.

(Dalam jumpa pers, Luhut menjelaskan ada empat memo yang ia pernah rekomendasikan soal Freeport. Pertama pada 16 Maret 2015, sebagai Kepala Staf Presiden kala itu, dia merekomendasikan bahwa proses peranjangan Freeport perlu dikaji mendalam. Berdasarkan peraturan, baru bisa diajukan pada 2019.

Dalam rapat kabinet terbatas itu, dia menyatakan perpanjangan Freeport juga harus bisa memberikan manfaat terbesar untuk bangsa. Kedua 15 Mei 2015, Luhut menyampaikan memo kepada Presiden bahwa perpanjangan kontrak karya pertambangan hanya bisa dilakukan dia tahun sebelum kontrak berakhir.

Pada 17 Juni 2015, dia menyampaikan memo ke presiden bahwa permohonan perpanjangan Freeport hanya dapat diajukan pada 2019 sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sementara pada 19 Oktober 2015, presiden menyatakan proses perpanjangan Freeport bisa diajukan 2019. Selain itu presiden mengajukan lima syarat negosiasi perpanjangan kontrak yaitu pembangunan Papua, konten lokal, royalti, divestasi saham, dan industri pengolahan)

Jadi saya mau tanya di mana saya terlibat?

Seolah persoalan ini “Zero Sum Game”, apakah anda merasakan seperti itu juga?
Tidak lah. Saya pikir memang (Luhut mengambil nafas dalam)….Saya tak mau ini menjadi gaduh lagi.

Menurut anda persoalan ini harus diselesaikan secara etik atau hukum?
ya saya pikir bagusnya sudah lah ini dibuat kalem saja. (Luhut mengisyaratkan hal itu dengan tangannya) Tak perlu dibuat lebih besar dan bombastis lagi.

Artinya?
Ya saya tak mengerti hukum, tapi mau dibawa ke hukum apa? mau dibuat apa.Tapi kemudian saya disarankan oleh banyak teman yang mengerti hukum (sambil menunjuk stafnya)

Sebenarnya bisa saja. tapi sekarang mau segaduh apa? Negeri ini sekarang harus belajar banyak dari persoalan ini.

2012 di San Diego anda bertemu Bos Freeport McMoran, Jim Bob, apa yang dibicarakan?
Bisnis seperti biasa. Betul pertemuan itu ada. (Dia menunjuk salah seorang stafnya yang juga ikut saat itu).

Saat itu kami membahas ada huru hara di kawasan Freeport. Terus ada perusahaan yang waktu itu mau dipilih dia untuk bisnis kami bicara soal itu. Jim pernah kenal waktu saya Menteri Perindustrian dan Perdagangan (era Presiden Abdurrahman Wahid) dulu.

Waktu itu bisa jadi saya berpartner sama dia, mungkin pertimbangannya karena saya memimpin perusahaan saya dengan baik. Memang waktu itu seperti itu, karena harga batubara lagi naik. Perusahaan saya yang bergerak di bidang tambang batubara (Luhut dikenal memiliki perusahaan PT Toba Bara Sejahtra Tbk) bernilai US$ 1 miliar.

Betul anda diajak untuk bergabung atau bermitra dengan Freeport?
Betul ada ajakan itu tapi tak saya ambil.

Kenapa Anda bisa terpilih?
Mungkin karena latar belakang saya militer dan pengalaman jabatan lainnya. (sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER