Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Panitia Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Harkristuti Harkrisnowo, berharap lima orang yang baru saja terpilih tidak silau atau terlalu ingin tampil di media.
"Saya berharap teman-teman ini tidak silau media, tidak selalu ingin tampil wah," kata Harkristuti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (18/12).
Setengah berkelakar, Harkristuti bertanya balik ke wartawan, apakah pimpinan KPK selama ini silau publikasi media. "Apa yang dulu begitu? Saya enggak ngomong begitu," katanya disambung tawa.
Meski demikian, Harkristuti mengaku puas dengan pilihan anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, karena menurutnya kelima pimpinan KPK yang terpilih memiliki kelebihan masing-masing. Ia pun memahami jika ada pihak yang tidak sepakat dengan pilihan anggota legislatif ini, karena pilihan manapun yang diambil tidak akan memuaskan semua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harkristuti sadar bahwa kelima orang tersebut bukan merupakan sosok yang banyak dikenal masyarakat. Namun, ia berpandangan, hal itu tidak serta-merta berarti kemampuan mereka di bawah orang-orang yang namanya lebih dikenal publik.
"Dulu waktu Komisi Yudisial, pertama kali Busyro masuk itu kan dia juga bukan siapa-siapa, tapi ternyata bisa membangun. KPK juga orangnya bukan siapa-siapa dulu. Pertama kali kan enggak ada yang kenal siapa itu Pak Amin Sunaryadi? Itu kan kita enggak banyak yang kenal. Jadi kita enggak perlu berpikir bahwa yang bisa perform itu orang-orang yang terkenal," katanya.
Terkait banyaknya pihak yang menganggap kelima pimpinan KPK baru kurang 'menggigit', Harkristuti pun mengaku memahami alasannya, yakni kelima komisioner itu lebih menekankan pencegahan daripada penindakan. Namun, menurutnya, harus ada keseimbangan antara penindakan dan pencegahan.
"Jadi kalau penindakan seperti kemarin itu kan. Ada sih pencegahan, tapi kecil, sehingga warnanya lebih ke penindakan. Dan ini kemudian menimbulkan banyak masalah juga di lapangan," ujarnya.
Harkristuti juga mengaku merasa senang karena pembidangan yang diinisiasi oleh Pansel KPK dijadikan perhatian dan pertimbangan dalam proses uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di DPR.
Kemarin, lima pimpinan Komisi III DPR mengumumkan lima nama yang dianggap lolos uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dan berhak menduduki kursi pimpinan KPK.
Dari hasil perhitungan suara nama Agus Rahardjo mendapat perolehan suara tertinggi. Kepala Lembaga Kebijakan Barang dan Jasa Pemerintah itu mendapatkan 53 suara.
Tak hanya mendapat perolehan suara terbanyak dalam pemilihan pimpinan komisi antikorupsi itu, Agus pun terpilih menjadi Ketua KPK periode 2015-2019.
Agus disusul oleh Staf Ahli Kapolri Inspektur Jenderal Basaria Panjaitan yang mendapatkan 51 suara.
Sosok lain yang dipilih Komisi III adalah Hakim adhoc Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Alexander Marwata (45 suara), Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar Laode Muhammad Syarif (37 suara) dan Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara Thony Saut Situmorang (36 suara).
(sur)