Teroris Bisa Berkomunikasi Lintas Jaringan

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Selasa, 22 Des 2015 18:49 WIB
Meski para pelaku teror kerap tak terhubung secara organisasi, namun mereka dinilai tetap dapat berhubungan dengan jaringan yang sudah lama ada.
Meski para pelaku teror kerap tak terhubung secara organisasi, namun Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menilai mereka tetap dapat berhubungan dengan jaringan yang sudah lama ada. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengungkap kemungkinan komunikasi antar individu teroris dilakukan dengan lintas jaringan.

"Semua berhubungan satu sama lain. Mungkin organisasinya tidak berhubungan tapi per orangnya bisa berhubungan karena network-nya sudah terjalin," kata Badrodin, Selasa (22/12).

Dia mengatakan kemungkinan hubungan lintas jaringan ini semakin diperkuat dengan ideologi yang hampir sama antara satu dengan yang lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semuanya dalam rangka mendirikan negara Islam," ujarnya.

Karena itu, ketika ditanyai apakah sembilan teroris yang ditangkap akhir pekan lalu terhubung dengan ISIS atau Mujahidin Indonesia Timur, Badrodin tidak menjawab pasti.

"Semua itu tidak ada yang tidak mungkin."

"Wartawan juga bisa berhubungan dengan ISIS di sana, polisi pun bisa. Sekarang tidak bisa menafikan itu, siapa saja bisa. Anak umur 14 tahun pun bisa. Jadi yang seperti itu bukan hal yang asing," ujarnya.

Sebelumnya, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap sembilan terduga teroris di beberapa tempat. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Anton Charliyan menyebut mereka diduga terkait ISIS dan Jamaah Islamiyah.

Lima teroris yang diduga terkait dengan ISIS di antaranya adalah Riswandi dan Yudinon Syahputra yang ditangkap di Majenang; Zaenal dan Asep Urip yang ditangkap di Tasikmalaya; dan Abu Jundi alias Abdul Karim yang ditangkap di Sukoharjo.

Sedangkan kelompok teroris yang ditangkap terkait jaringan Jamaah Islamiah di antaranya adalah M Khaerul Anam, Teguh Prambanan, dan Imran. Mereka bertiga dibekuk di Mojokerto. Di Kotabaru, Driyorejo, Gresik petugas juga menangkap Joko Ardiyanto yang merupakan buron terkait jaringan tersebut.

"Kami tangkap karena mereka hendak melakukan aksi Desember ini, sehingga Mabes Polri menerapkan siaga 1," kata Anton. Ketika ditanya mengapa ancaman meningkat pada akhir tahun, Anton tidak bisa menjelaskan.

Menurutnya, tidak tertutup kemungkinan adanya kelompok teroris lain yang masih belum tertangkap. Namun, dia meminta masyarakat tenang karena Polri sudah melakukan pengawasan dan akan langsung menindak setiap indikasi teror. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER