'Indonesia Tujuan Utama Predator Seks Anak di Asia Tenggara'

Abraham Utama | CNN Indonesia
Rabu, 23 Des 2015 14:26 WIB
Pariwisata seks anak marak terjadi di Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat terutama Lombok, Kepulauan Riau khususnya Batam, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatra Utara.
Ilustrasi. (Thinkstock/GettyImages/Kati Neuder)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok masyarakat sipil mencatat terdapat sejumlah kabupaten dan kota di enam provinsi Indonesia yang menjadi pusat perdagangan seks anak. Keberadaan turis lokal maupun asing disebut melanggengkan bisnis gelap tersebut.

Koordinator End Child Prostitution, Child Pornography and Trafficking of Children for Sexual Purposes (ECPAT) Indonesia, Ahmad Sofian, mengatakan pariwisata seks anak marak terjadi di DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat terutama Lombok, Kepulauan Riau khususnya Batam, Jawa Barat dan Jawa Timur, Sumatera Utara.

Sofian berkata, tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap eksploitasi seksual anak menyuburkan jual-beli seks tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiga faktor lain yang mempengaruhi pariwisata seks anak di Indonesia adalah luasnya wilayah negara, besarnya jumlah penduduk dan penegakan hukum yang lemah.

"Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan tujuan terbesar bagi turis dan predator seks anak, diikuti Vietnam dan Kamboja," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/12).
Sofian menuturkan, yang disebut pariwisata seks anak adalah jual-beli jasa seksual anak yang melibatkan turis maupun ekspatriat. Menurutnya, warga negara asing merupakan pembeli terbesar jasa tersebut.

Kepolisian Federal Australia, menurut Sofian, bahkan menempatkan satu unit khusus di Bali untuk mengawasi warga negara mereka yang membeli jasa seks itu. Ia berkata, mayoritas penikmat pariwisata seks anak di Bali dan Lombok adalah warga negara Australia.

Sementara itu, warga negara Malaysia, Singapura, Bangladesh dan India disebutnya sebagai pembeli jasa seks anak di sekitar Batam dan Medan.

Untuk menihilkan industri seksual yang menjadikan anak sebagai subjek, Sofian berkata, pemerintah harus menekan permintaan. "Kalau tidak, ekslpoitasi seperti ini akan terus terjadi," tuturnya.

Berkaca pada Thailand, ECPAT mendorong pemerintah dan DPR membuat undang-undang khusus yang secara tegas melarang prostitusi dan pornografi anak.
(bag)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER