Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Indonesia mencari terobosan baru untuk menaikkan jumlah wisatawan lokal dan asing pada tahun-tahun mendatang. Untuk itu, Presiden Joko Widodo berencana menaikkan anggaran untuk promosi pariwisata Indonesia menjadi empat kali lipat.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya usai mengadakan rapat terbatas dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Rabu (24/6).
"Dinaikkan empat kali, janji Presiden Jokowi. Tadi beliau bicara lisan ke saya," kata Arief.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Arief menjelaskan anggaran promosi pariwisata dari APBN hanya sebesar Rp 1,3 triliun. Anggaran itu telah dinaikkan oleh Jokowi dari sebesar Rp 300 miliar. Lalu, Jokowi berniat menaikkan kembali anggaran promosi menjadi sekitar Rp 4 triliun.
(Lihat Juga: Jokowi Sebut Pembebasan Visa Tak Cukup Menarik Turis Asing)Arief mengatakan meski Jokowi telah menambah anggaran di masa kepemimpinannya, jumlah Rp 1 triliun masih terlalu kecil untuk promosi pariwisata. Hal itu bisa dibandingkan dengan anggaran promosi Malaysia yang lebih besar tiga kali lipat dari Indonesia.
Arief menyampaikan, selama ini kementeriannya memiliki strategi khusus dalam mempromosikan pariwisata Nusantara, yakni strategi merek (branding), iklan (advertising), dan penjualan (selling) atau lazim dikenal dengan BAS.
Kenaikan anggaran promosi pariwisata ini, kata Arief, dilakukan sejalan dengan adanya instruksi Presiden Jokowi yang meminta adanya terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan jumlah wisatawan, baik asing maupun lokal.
Terobosan tersebut, kata Arief, termasuk bebas visa dan wisata perbatasan. Dia mencontohkan misalnya wisatawan ASEAN yang bebas visa mengunjungi Indonesia.
(Lihat Juga: Genjot Kunjungan Turis, Indonesia Beri Bebas Visa 30 Negara)"Dulu malas datang ke Indonesia, sekarang enggak ada hambatan sama sekali. Itu yang akan kami promosikan besar-besaran," ujar dia.
Lebih lanjut, dalam hal strategi pariwisata, Arief mengaku kalau Indonesia memiliki kelemahan dalam bidang promosi. Oleh karena itu, dia menilai naiknya anggaran promosi bisa menjadi solusi meningkatkan pariwisata Indonesia.
(utd)